16
Sep
2012
2 Comments
Spesies :
1. Elaeisguineensis Jacq (kelapa sawit Afrika)
2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin).
Varietas/tipe : Digolongkan berdasarkan:
Tebal tipisnya cangkang (endocarp): dikenal ada tiga varietas/tipe, yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera.
Warna buah: dikenal tiga tipe yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens.
A. Akar (Radix)
Sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal batang sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak dengan bertambahnya umur tanaman. Sistem perkaran kelapa sawit dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Akar primer, yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang (bulb), tumbuh secara vertikal (radicle) atau mendatar (adventitious roots), dan berdiameter 5 — 10 mm.
2) Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang arah tumbuhnya mendatar ataupun ke bawah, dan berdiameter 1 — 4 mm.
3) Akar tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang arah tumbuhnya mendatar, panjangnya mencapai 15 cm, dan berdiameter 0,5 — 1,5 mm.
4) Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang berdiameter 0,2 — 0,5 mm dan panjangnya rata-rata 3 cm.
Akar tertier dan kuarter inilah yang paling aktif mengambil hara dan air dari dalam tanah. Pada tanaman yang tumbuh di lapangan akar-akar tersebut terutama berada 2,0 — 2,5 m dari pokok dan terbanyak dijumpai pada kedalaman 0 — 20 cm dari permukaan tanah serta dapat tumbuh memanjang ke samping hingga mencapai 6 m dengan pola penyebaran yang berbeda-beda.
Zone perakaran kebanyakan terletak pada kedalaman 1,5 m dengan jumlah perakaran terbesar berada pada kedalaman antara 15 — 30 cm. Pada zone yang lebih dalam, perkembangan akar pada umurnnya sangat sedikit. Walaupun demikian, karena sistem perakarannya sangat rapat (lebat), maka pohon kelapa sawit dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, sehingga jarang sekali ditemukan pohon kelapa sawit yang tumbang, kecuali bila solute tanah sangat dangkal seperti pada lahan gambut.
B. Batang (Caulis)
Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas. Batang berbentuk silindris dan berdiameter 40 — 60 cm, tetapi pada pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik turn- buh yang membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Selama empat tahun pertama, titik tumbuh membentuk daun- daun yang pelepahnya membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. Pangkal batang umumnya membesar memben- tuk bonggol batang (bowl). Kecepatan tumbuh meninggi tanaman kelapa sawit berbeda-beda tergantung pada tipe atau varitasnya, tetapi secara umum kecepatan pertumbuhan (per- tambahan tinggi) sekitar 25 — 40 cm per tahun. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan batang kelapa sawit adalah kon-disi di sekitar tanaman seperti keadaan iklim, pemeliharaan (terutama pemupukan), kerapatan tanaman, umur, dan sebagainya.
Batang kelapa sawit untuk beberapa tahun pada umumnya masih terbungkus oleh pelepah daun, sehingga lingkar batang menjadi lebih besar. Apabila pelepah (frond) dipangkas secara teratur, bekas kaki-kaki (pangkal pelepah) daun tampak pada batang yang letaknya teratur seperti spiral. Pada umumnya, setiap tanaman mempunyai 8 spiral yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini merupakan sifat genetis. Pangkal pelepah daun biasanya mulai lepas (jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah yang jatuh dapat mulai dari mana saja, tetapi lebih sering dari pertengahan tinggi batang.
Secara alamiah (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat mencapai 30 m. tetapi secara komersial (dalam budi daya perkebunan) jarang sekali tinggi tanaman kelapa sawit melebihi ketinggian 15 — 18 m. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaan panenan buah dan pemeliharaan lainnya, misalnya pemangkasan daun.
C. Daun (Folium)
Daun pertama yang keluar pada stadium bibit berbentuk lance-late, kemudian muncul bifurcate dan akhirnya pinnate. Pangkal pelepah daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun dan terdiri atas rachis (basis tangkai daun (petiolus), duri-duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun (apex folii), lidi (nervatio), tepi daun (margo folii), dan daging daun (intervenium).
Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1,20 m. Jumlah anal; daun dalam satu pelepah berkisar antara 120 — 160 pasang.
Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8.
Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang metingkari batang di many daun ke-1, ke-9, ke-17, dan seterusnya membentuk garis spiral. Pada tanaman yang tumbuh normal, 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun berputar ke kanan atau ke kiri, tetapi kebanyakan berputar ke kanan. Jumlah pelepah daun yang terbentuk selama saw tahun dapat mencapat 20 — 30 helai, tetapi kemudian berkurang sesuai dengan bertambahnya umur tanaman samapai menjadi 18 — 25 helai atau kurang.
Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40 — 50 pelepah daun. Apabila tidal dilakukan pemangkasan sewaktu panen, maka jumlah pelepah dam dapat melebihi 60 batang. Pada tanaman kelapa sawit dapat ditemukan daun “songgo dua”, yaitu dua daun yang tumbuh secara bertumpuk. Setelah tanaman mulai berbunga, pada ketiak pelepah daun akan keluar bunga betina (tandan buah) atau bunga jantan.
D. Buah
Buah terdiri dari tiga lapisan, yaitu :
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
Mesoskarp, terdiri dari serabut dan daging buah. Serabut terdiri dari tenunan–tenunan serat yang keras dan sels-selnya terdapat tenunan sel yang lunak dan buah yang
serabut buah.
Endoskarp, cangkang pelindung inti.
Bagian-bagian dari pohon kelapa sawit
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium).
Pustaka
Budi Daya Kelapa Sawit Oleh Djoehana Setyamidjaja, M.Ed.