JAKARTA – Lembaga Indonesian Sustainability Palm Oil (ISPO) perlu diperkuat secara internal dan sosialisasi ke pasar internasional perlu dilakukan terus menerus guna memperoleh pengakuan dari negara importir.
ISPO bisa dijadikan standar sustainability satu-satunya di Indonesia. Namun, sebagian besar para pembeli minyak sawit di luar negeri. “Aneh jika kebun sawit milik Indonesia tetapi harus mengikuti ketentuan luar negeri,” ujar Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Perkebunan Kadin Indonesia Teguh Patriawan.
Seperti tulis Bisnis, tantangan lain ialah ada regulasi di negara importir menuntut minyak sawit Indonesia harus mempunyai sertifikat International Sustainability & Carbon Certification (ISCC).
Sebelumnya, sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil/RSPO (standar Uni Eropa) atau sertifikat sawit berkelanjutan dianggap sarat kepentingan pihak luar negeri. (T2)