JAKARTA – Dengan nilai investasi mencapai US$467 juta atau Rp6,07 triliun (Rp13.000/US$). Kabarnya empat perusahaan sedang menjajaki untuk membangun pabrik pengolahan biodiesel berbasis minyak sawit (CPO).
Merujuk catatan Ditjen Energi baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, keempat perusahaan yang berencana membangun pabrik biodiesel adalah PT Sinar Mas Agro Resouces dengan total kapasitas 1,3 juta kl yang akan dibangun di Dumai dan Marunda, PT Bayas Biofuel dengan pabriknya di Dumai yang berkapasitas 862.000 kl.
Dua investor lain bahan bakar nabati tersebut adalah perusahaan perdagangan yang berkantor pusat di Amsterdam, Louis Dreyfus Commodities dengan kapasitas pabrik 379.999 kl dengan pabrik yang akan dibangun di lampung serta PT Elite Environmental Energy dengan kapasitas 124.000 kl di Cilegon.
Muncunya rencana investasi ini didorong adanya kebijakan mandatori biodiesel sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 20/2014, yang bakal dilakukan secara bertahap mulai dari B10 (10%) yang sudah diterapkan saat ini, B15 (15%) yang direncanakan diterapkan mulai April 2015, dan B20 mulai Januari 2016.
Sebelumnya, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Rida Mulyana menyampaikan, PT Shell Indonesia sudah menyatakan ketertarikannya untuk membangun kilang bahan bakar nabati di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. (T2)