Semua tanaman, termasuk kelapa sawit, memerlukan unsur hara, baik makro maupun mikro, yang bisa didapatkan dari dalam tanah. Seperti halnya manusia yang membutuhkan nutrisi seimbang, maka kandungan nutrisi dalam tanaman pun harus memenuhi unsur empat sehat lima sempurna. Tujuannya agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta tetap produktif.
Beberapa unsur hara mikro yang berperan penting dalam mengendalikan pertumbuhan tanaman, di antaranya ialah, seng, besi, tembaga, mangan, magnesium, molybdenum, dan boron. Khusus boron, unsur itu benar-benar diperlukan oleh kelapa sawit. Pasalnya, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang rentan apabila kekurangan boron yang bisa berdampak pada rendahnya produktivitas tanaman.
Setidaknya, setiap pohon kelapa sawit memerlukan 100 sampai 200 gram boron per tahun. Sayangnya, meski Indonesia termasuk salah satu eksportir kelapa sawit terbesar di dunia, negeri ini tidak memiliki boron secara alami. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan perkebunan kelapa sawit seluas 7,8 hektare saja, diperlukan suplai boron sekitar 100 ribu ton per tahun.
Mau tidak mau kebutuhan tersebut harus dipenuhi, pasalnya boron memiliki dua fungsi fisiologis utama yang bermanfaat bagi tanaman. Fungsi pertama, boron bisa membentuk ester dengan sukrosa sehingga sukrosa yang merupakan bentuk gula terlarut dalam tubuh tanaman lebih mudah diangkut dari tempat fotosintesis ke tempat pengisian buah. Proses tersebut menyebabkan buah akan terasa lebih manis dengan aroma yang khas.
Fungsi fisiologis kedua, yakni boron memudahkan pengikatan molekul glukosa dan fruktosa menjadi selulosa untuk mempertebal dinding sel. Alhasil, tanaman pun menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sebaliknya, apabila tanaman kekurangan unsur boron maka dinding sel yang terbentuk menjadi sangat tipis. Selain itu, sel menjadi besar yang diikuti dengan penebalan suberin atau terbentuk ruang-ruang reksigen karena sel menjadi retak dan pecah akibat tidak terbentuk selulosa untuk mempertebal dinding sel.
Kekurangan boron juga bisa menyebabkan pertumbuhan vegetatif terhambat karena unsur itu berfungsi sebagai aktifator maupun inaktifator hormon auxsin dalam pembelahan dan pembesaran sel.
Dampak lainnya, laju proses fotosintesis tanaman akan menurun. Hal itu disebabkan gula yang terbentuk dari karbohidrat hasil fotosintesis akan tertumpuk di daun. Umumnya tanaman yang kekurangan boron bisa diamati dari bentuk daunnya yang tidak sempurna atau sering disebut hook leaf.
Daun muda warnanya menjadi kecokelatan dan membengkok. Selain itu, daun tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (rounded front tip), anak daun pada ujung pelepah berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput atau bristle tip, atau tumbuh rapat pendek seolah-olah bersatu dan padat (little leaf). Ketidaksempurnaan (malformation) bentuk daun itu berakibat pada terganggunya proses fotosintesis sehingga buah yang terbentuk sedikit, kecil, dan berkualitas rendah.
Boron yang telah dimurnikan biasanya berbentuk padatan hitam dengan kilap logam dan bersifat keras serta semikonduktor itu sangat memengaruhi metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksin tanaman. Lebih dari itu, unsur tersebut juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, sertaperkecambahan serbuk sari.
Tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara mikro itu akan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jaringan meristematik (pucuk akar) terhambat, pucuk mati, mobilitas rendah, serta buahyang sedang berkembang rentan terserang penyakit.
Dimulai Saat Pembibitan
Lantas, dapatkah boron diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit untuk mencegah penurunan kualitas tanaman? Pada dasarnya ketika kelapa sawit kekurangan boron tanda-tandanya akan cepat terlihat. Sayangnya, dalam kondisi itu sudah terlambat untuk melakukan aplikasi sehingga harus menunggu waktu pembualan selanjutnya.
Mekanisme penambahan boron dapat dimulai pada saat pembibitan dengan cara penyemprotan pada bagian daun. Selanjutnya, dilakukan proses pemupukan dengan campuran NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium) pada bulan ke-8 dan ke-16 dengan dosis 0,02 gram per pohon. Pada bulan ke-24 dosis pemberian boron meningkat, menjadi 0,05 gram per pohon.
Pemberian dosis itu tidak bisa disamakan pada semua area perkebunan kelapa sawit. Aplikasi boron harus memperhatikan tingginya curah hujan, derajat keasaman tanah (pH), dan kandungan material organik tanah. Baru-baru ini, beberapa negara telah berhasil melakukan aplikasi boron pada tanaman-tanaman pertanian atau perkebunan.
Boron yang ditambahkan ke dalam tanaman itu di antaranya berupa sodium tetraborate pentahydrate yang bisa langsung dimasukkan ke dalam tanah dan disodium tetraborate pentahydrate, boron berbentuk granular yang dicampur dengan NPK. Ada pula disodium octaborate, pupuk boron yang larut dalam air yang diaplikasikan pada saat pembibitan tanaman.
Mengingat boron tergolong ke dalam bahan kimia beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan, maka pemerintah pun mengawasi penggunaannya dengan ketat. Aktivitas perngadaan, distribusi, serta pengawasan penggunaan unsur itu ha-rus sesuai dengan Keputusan Menteri Perdagangan No 44/M-DAG/ Per/9/2009. Adanya pengawasan tersebut diharapkan bisa menjadikan penggunaan boron benar-benar bermanfaat, yakni meningkatkan produktivitas kelapa sawit Indonesia dan tidak menimbulkan dampak negatif.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin produksi crude palm oil (CPO) Indonesia yang selama ini baru mencapai 2,5 juta ton per hektare per tahun bisa menyamai, bahkan melampaui Malaysia yang mampu memproduksi CPO sebanyak 4 juta ton per hektare per tahun.
Solusi Meningkatkan Hasil Panen
Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak
isi 1 Liter
Minimum Order 2 Botol
Untuk Harga Silahkan SMS Kami ke 087899161334 / 081278351356
Tanda Nomor Industri : 530/87/421.107/tdi/2008
Kandungan : Mix Konsorsium Bakteri, Enzim Organik, Mineral Organik ( N, P, K, Ca, Cl, Fe, Mg, Mn, Zn), Asam Amino dan Extrak Jerami
Manfaat :
- Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
- meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
- menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah
- meningkatkan kelezatan rasa sayuran dan buah
- melindungi tanaman dari hama dan penyakit
- meningkatkan kesegaran hasil panen dua kali lipat
- memperbaiki dan memperkaya bahan organik tanah
Karakteristik
Menghilangkan residu pestisida dari jenis Organochiorin : Aldrin, Endrin, Dieldrin, Heptachlor, Klorpiripos, Lindan, BHC, DDE, DDT dan Endosulfan yang menempel pada daun, bunga dan buah.
Aplikasi tanaman : penyiraman dan penyemprotan untuk tanaman buah, sayuran dan tanaman hias, Padi, Jagung, dan tanaman lainnya
cara pemakaian
pada tanaman buah
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu pada umur tanaman 2 bulan masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman sayur
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman hias
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL
Cara Pemesanan : SMS ke 081278351356 / 087899161334, tuliskan : Pesan Pupuk Alphamien, Jumlah yang dipesan, Nama Anda dan Alamat Kirim Lengkap (untuk menentukan ongkos kirim)
Contoh SMS :
Pesan Pupuk Alphamien, 2 botol , Tono, Jl. Kalibaru Timur Rt 004/01 Pasar Nangka Kel. Utan Panjang Kec. Kemayoran, Jakarta 10620
Dan Kami akan membalas sms Anda untuk Data transfer dan konfirmasi Pengiriman Pupuk Alphamien ke Anda.
Untuk waktu malam hari, Anda tetap bisa sms order Anda dan pada pagi hari kami akan membalas sms Anda.