JAKARTA – Pada Maret 2015 permintaan minyak kelapa sawit Indonesia dari beberapa negara-negara tujuan ekspor naik signifikan. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), bulan Maret permintaan minyak sawit dari China meningkat 138,5% menjadi 236,08 ribu ton dari bulan sebelumnya yang hanya 98,98 ribu ton.
Direktur Eksekutif GAPKI, Fadhil Hasan, melihat peningkatan ini lantaran pengembangan biodiesel di dalam Negeri Tirai Bambu ini sudah mulai berjalan dan ada kemungkinan CPO juga menjadi bahan dasarnya.
Selain China, katanya, Negara Timur Tengah dan Afrika juga mencatatkan peningkatan permintaan akan minyak sawit yang cukup signifikan pada bulan Maret. “Negara Afrika membukukan kenaikan 57,3% dan negara Timur Tengah membukukan kenaikan 44,55%,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima InfoSAWIT, Jumat (17/4/2015).
Sedangkan permintaan dari negara Uni Eropa juga terus mengalami peningkatan, tercatat pada Febuari ekspor minyak sawit Indonesia ke Uni Eropa tumbuh 18% dan pada Maret ini kembali naik 29% atau mencapai mencapai 392 ribu ton.
Namun ekspor minyak sawit Indonesia ke India, pada Maret 2015 hanya sebesar 433.78 ribu ton atau mengalami penurunan 1,4% dibandingkan bulan Februari sebesar 439.72 ribu ton.
Fadhil menjelaskan, penurunan ekspor minyak sawit Indonesia yang cukup signifikan yakni ke Amerika Serikat (AS) dan Pakistan. Kedua negara ini membukukan penurunan masing-masing 58% dan 52%.
“Penurunan permintaan dari AS karena stok kedelai sebagai feedstock biodiesel yang meningkat di akhir Februari yaitu 58% dari 44% di Januari lalu, sementara itu industri biodiesel di negara Pam Sam ini sendiri masih mengalami stagnasi,” jelasnya. (T3)