Tumpangsari antara kakao dengan kelapa merupakan kombinasi yang cukup memuaskan bila dibadingkan dengan tanaman lain, namun demikian tumpang sari dengan tanaman lain selain kelapa masih dapat dilakukan dengan perhitungan yang matang. sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Tumpangsari Kakao dengan Kelapa Sawit :
Pemakaian tanaman kelapa sawit sebagai penaung kakao menunjukkan hasil yang kurang efektif. Variasi jumlah baris kakao antar kelapa sawit sangat mempengaruhi hasil produksi kakao. Tata tanam yang memberikan hasil optimal adalah kelapa sawit dengan jarak tanam 10 x 7 m diselang-seling dengan kakao berjarak tanam 10 x 2,5 m. Dengan tata tanam demikian akan memperbaiki interaksi antar kedua jenis tanaman tersebut dan tidak terjadi persaingan yang merugikan.
Tumpangsari kakao dengan Karet
Tumpang sari kakao dengan karet pada populasi normal menunjukkan penaungan yang berat bagi kakao yang nampak dari hasil buahnya menjadi sangat rendah. Pada tanaman karet yang berumur 30 tahun dengan jarak tanam 3 x 7 m menunjukkan penerusan cahaya oleh tajuk karet hanya sebesar 33,58% – 48,95% terhadap penyinaran langsung.
Kakao yang ditanam di antara dua lajur karet pada jarak dalam baris 3 m menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang sehat. Namun hasil buah pada umur 3,5 tahun hanya sekitar 3,69 – 4,60 buah per pohon per semester. Sampai umur 3,5 tahun tersebut tidak terdapat adanya gejala keracunan kakao oleh karet tua.
Tumpangsari Kakao dengan Kapuk Randu
Kapuk randu (Ceiba pentandra) sebenarnya berpotensi sebagai tanaman penaung kakao. Akan tetapi fungsi penaungnya kurang baik karena cahaya yang diteruskan terlalu banyak disebabkan oleh tanaman ini menggugurkan daunnya secara periodik. Tajuknya yang tinggi menimbulkan resiko kerusakan tajuk kakao karena kejatuhan cabang-cabangnya yang patah. Kapuk randu juga telah terbukti dapat menjadi inang berbagai jenis hama dan penyakit kakao.
Tumpangsari Kakao dengan Petai.
Terdapat kelemahan pada tanaman petai (Parkia speciosa) apabila digunakan untuk tumpang sari dengan kakao. Petai pertumbuhannya lambat serta tajuknya tinggi dan besar. Tajuknya yang tinggi menimbulkan risiko kerusakan tajuk kakao karena kejatuhan cabang-cabangnya yang patah. Percabangan petai yang tidak teratur membuat daunnya menyebar tidak merata, akibatnya cahaya yang diteruskan terlalu banyak sehingga fungsi penaungnya terhadap kakao kurang baik.
Tumpangsari Kakao dengan Pinang.
Tanaman pinang (Areca catechu) mempunyai tajuk yang tinggi. Pada jarak tanam 4 x 4 m, sistem perakarannya tidak tumpang-tindih dengan sistem perakaran kakao. Dengan menggunakan pola setengah dari populasi normal tersebut, hasil pinang per pohon pun meningkat dan baik.
Tumpagsari Kakao dengan Tanaman Kayu.
Model pengembangan kakao semi intensif dengan sistem agroforestry dimana budidaya tanaman perkebunan dikombinasikan dengan pergiliran tanaman kayu-kayuan yang lazim disebut dengan pola konservasi. Pola konservasi ini bertujuan untuk memperoleh kondisi fisik dan daya dukung lahan. Dengan model tersebut produktivitas kakao tidak maksimal, tetapi pekebun memperoleh kompensasi dari hasil tanaman penaung yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan kelangsungan usaha taninya lebih terjamin.
Pengembangan diversifikasi kakao dengan tanaman kayu industri juga mendukung fungsi hutan sebagai penyangga lingkungan. Beberapa spesies tanaman kayu yang tidak memerlukan perawatan intensif dan telah diusahakan bersama dengan kakao adalah sengon (Paraseriantes falcataria), jati (Tectona grandis), dan mahoni (Mahagony sp.). Peningkatan populasi tanaman penghasil kayu disarankan ditanam di lahan yang kesesuaiannya S3 (sesuai dengan banyak kendala) untuk komoditas kakao.
Tumpangsari Kakao dengan Pisang.
Pisang (Musa sp.) sering dipilih sebagai penaung tanaman kakao muda karena fungsi penaungnya yang baik dan sangat mudah ditanam serta memberikan pendapatan yang tinggi. Tanaman pisang akan memberikan penaungan setelah berumur 6 – 9 bulan. Setelah berumur satu tahun, tanaman pisang mulai berbuah dan dapat memberikan hasil produksi 1.000 tandan per hektar selama satu tahun.
Pertumbuhan kakao muda dipengaruhi oleh cultivar pisang yang ditanam. Sosok (habitus) pisang yang lebih kecil menyebabkan intensitas cahaya yang diterima kakao lebih tinggi sehingga pertumbuhan kakao yang ditanam di bawahnya lebih lambat dilihat dari tolok ukur diameter batang kakao.
Dari aspek populasi, pisang tidak menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kakao muda. Justru dari aspek pendapatan, semakin tinggi populasi pisang maka semakin besar pendapatannya. Dengan pertimbangan teknis dan ekonomis, jarak tanam pisang 3 x 6 m adalah yang paling optimum untuk kakao yang jarak tanamnya 3 x 3 m.
Keuntungan lain yang penting adalah batang pisang merupakan mulsa yang efektif dalam mengonservasi kelembaban tanah. Selain melembabkan, limbah tanaman pisang juga mengandung unsur hara antara lain K, Ca, N, SO4, dan P.
Sumber: Budidaya & Pasca Panen KAKAO.oleh Elna Karmawati, Zainal Mahmud, M. Syakir, Joni Munarso, Ketut Ardana, dan Rubiyo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010.
Solusi Meningkatkan Hasil Panen
Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak
isi 1 Liter
Minimum Order 2 Botol
Untuk Harga Silahkan SMS Kami ke 087899161334 / 081278351356
Tanda Nomor Industri : 530/87/421.107/tdi/2008
Kandungan : Mix Konsorsium Bakteri, Enzim Organik, Mineral Organik ( N, P, K, Ca, Cl, Fe, Mg, Mn, Zn), Asam Amino dan Extrak Jerami
Manfaat :
- Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
- meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
- menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah
- meningkatkan kelezatan rasa sayuran dan buah
- melindungi tanaman dari hama dan penyakit
- meningkatkan kesegaran hasil panen dua kali lipat
- memperbaiki dan memperkaya bahan organik tanah
Karakteristik
Menghilangkan residu pestisida dari jenis Organochiorin : Aldrin, Endrin, Dieldrin, Heptachlor, Klorpiripos, Lindan, BHC, DDE, DDT dan Endosulfan yang menempel pada daun, bunga dan buah.
Aplikasi tanaman : penyiraman dan penyemprotan untuk tanaman buah, sayuran dan tanaman hias, Padi, Jagung, dan tanaman lainnya
cara pemakaian
pada tanaman buah
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu pada umur tanaman 2 bulan masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman sayur
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman hias
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL
Cara Pemesanan : SMS ke 081278351356 / 087899161334, tuliskan : Pesan Pupuk Alphamien, Jumlah yang dipesan, Nama Anda dan Alamat Kirim Lengkap (untuk menentukan ongkos kirim)
Contoh SMS :
Pesan Pupuk Alphamien, 2 botol , Tono, Jl. Kalibaru Timur Rt 004/01 Pasar Nangka Kel. Utan Panjang Kec. Kemayoran, Jakarta 10620
Dan Kami akan membalas sms Anda untuk Data transfer dan konfirmasi Pengiriman Pupuk Alphamien ke Anda.
Untuk waktu malam hari, Anda tetap bisa sms order Anda dan pada pagi hari kami akan membalas sms Anda.