Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan komoditas tanaman perkebunan yang cukup penting di Indonesia. Tanaman ini dikenal sebagai bahan-bahan untuk membuat makanan dan minuman yang seing disebut dengan baverage crop. Sejalan dengan makin banyaknya industri makanan dan minuman yang berbahan baku kakao, baik di Indonesia ataupun di dunia pada umumnya, prosepek kakao dapat dikatakan cukup cerah. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi tanaman kakao dan salah satunya adalah dengan memperbaiki teknis budidaya kakao (Hendrata dan Sutardi, 2009)
Kakao atau biji kakao secara teknis bukan kacang atau kacang-kacangan, melainkan biji buah Theobroma cacao pohon. Buah berbentuk polong yang botanical diklasifikasikan sebagai baccate seperti (berry-seperti) dan masing-masing pod memproduksi sekitar 35-50 biji dikelilingi oleh bubur manis. The pod dan pulp sekitar biji kakao dalam hal ini merupakan buah kakao. Setelah panen, biji kakao dan buah mereka sekitarnya pulp biasanya ditempatkan dalam tumpukan atau kotak dan difermentasi di bawah pengaruh mikroba alami bahwa kalikan menggunakan gula dari pulp sebagai energy sumber. Benih-benih tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari atau di kayu dipecat oven dan dikirim ke prosesor kakao. Coklat bibit selanjutnya telah mantel tipis mereka dihapus dari embrio jaringan, yang kemudian dipanggang, dan digiling menjadi apa yang disebut sebagai cairan cokelat. Cocoa powder adalah diproduksi oleh mekanis menekan sebagian besar lemak (cocoa butter) dari cairan cokelat dan dengan demikian merupakan ekstrak biji buah kakao itu (Crozier et al., 2011).
Menurut Wood and Las (1985), jenis yang paling banyak ditanam untuk produksi coklat hanya 3 jenis, yaitu
1. Jenis Criollo
Jenis Criollo terdiri dari Criollo Amerika Tengah dan Criollo Amerika Selatan. Jenis ini menghasilkan biji coklat yang mutunya sangat baik dan dikenal sebagai coklat mulia. Buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis dan berbintil – bintil kasar dan lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur dan berukuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu basah.
2. Jenis Forastero
Jenis ini menghasilkan biji coklat yang memiliki mutu sedang atau dikenal juga sebagai Ordinary cocoa. Buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal, biji buahnya tipis atau gepeng dan kotiledon berwarna ungu pada waktu basah.
3. Jenis Trinitario
Merupakan campuran dari jenis Criollo dengan jenis Forastero. Coklat Trinitario menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa dan ada yang termasuk bulk cocoa. Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam – macam. Biji buahnya juga bermacam – macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada waktu basah.
Tanaman kakao dapat diperbanyak secara vegetatif dan generative. Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan metode okulasi dan sambung pucuk. Perbanyakan vegetative dilakukan dengan menggunakan biji. Perbanyakan tanaman kakao juga dapat dilakukan dengan kombinasi antara perbanyakan vegetatif dengan perbanyakan generatif (Siregar et al, 1992). Salah satu faktor yang turut menunjang tingkat keberhasilan sambung pucuk dan okulasi adalah ketersediaan batang bawah yang subur dan sehat. Batang bawah yang subur dan sehat pada umumnya diperoleh dari biji yang berasal dari tengah buah. Biji yang berasal dari tengah buah pada umumnya memiliki ukuran yang lebih besar daripada dari bagian yang lain (Muljana, 1982)
Biji yang baik adalah yang berasal dari bagian tengah buah, yaitu 2/3 bagian dari untaian biji (Setiawan, 1993). Biji yang terletak di bagian tengah menunjukkan persentase kerusakan dan biji yang tidak tumbuh terkecil serta daya dan panjang kecambah terbesar (Latif, 1982). Biji yang terletak di bagian tengah memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun pangkal. Dengan demikian, secara kuantitatif, biji yang berukuran besar jumlah cadangan makanan akan semkin banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya (Hendrata dan Sutardi, 2009). Benih yang besar dan berat memiliki cadangan makanan yang banyak atau juga bisa karena memiliki embrio yang besar. Makin besar dan berat ukuran benih, maka kandungan protein dalam benih juga akan semakin banyak. Berat benih sangat menentukan kecepatan pertumbuhan dan produksi karena pada benih yang berat akan dihasilkan kecambah yang besar pada saat permulaan dan berat tanaman yang tinggi pada saat tanaman dipanen (Sutopo, 2002)
DAFTAR PUSTAKA
Crozier S.J, A.G Preston, J.W Hurst, M.J Payne, J.Mann, L.Hainly, L.Miller. 2011. Cacao seeds are a “Super Fruit”: A comparative analysis of various fruit powders and products. Chemistry Central Journal 4: 621-624.
Hendra R dan Sutardi. 2009. Respon bibit kakao pada bagian pangkal, tengah, dan pucuk terhadap pemupukan majemuk. Agrovigor 2: 103-109.
Latif, S. 1982. Pengaruh lama penyimpanan dan letak biji pada pod terhadap daya kecambah benih cokelat (Theobroma cacao L). Buletin BPP Medan 13: 45-50.
Muljana, W. 1982. Bercocok Tanam Coklat. Aneka Ilmu, Semarang.
Setiawan, A.I. 1993. Penghijauan dengan Tanaman Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Siregar, T.H., S. Riyadi, dan L. Nuraeni. 1992. Budidaya, Pengolahan, dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Pers, Jakarta.
Wood, G. and Las R. 1985. Cocoa. Longman, New York.
Solusi Meningkatkan Hasil Panen
Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak
isi 1 Liter
Minimum Order 2 Botol
Untuk Harga Silahkan SMS Kami ke 087899161334 / 081278351356
Tanda Nomor Industri : 530/87/421.107/tdi/2008
Kandungan : Mix Konsorsium Bakteri, Enzim Organik, Mineral Organik ( N, P, K, Ca, Cl, Fe, Mg, Mn, Zn), Asam Amino dan Extrak Jerami
Manfaat :
- Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
- meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
- menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah
- meningkatkan kelezatan rasa sayuran dan buah
- melindungi tanaman dari hama dan penyakit
- meningkatkan kesegaran hasil panen dua kali lipat
- memperbaiki dan memperkaya bahan organik tanah
Karakteristik
Menghilangkan residu pestisida dari jenis Organochiorin : Aldrin, Endrin, Dieldrin, Heptachlor, Klorpiripos, Lindan, BHC, DDE, DDT dan Endosulfan yang menempel pada daun, bunga dan buah.
Aplikasi tanaman : penyiraman dan penyemprotan untuk tanaman buah, sayuran dan tanaman hias, Padi, Jagung, dan tanaman lainnya
cara pemakaian
pada tanaman buah
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu pada umur tanaman 2 bulan masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman sayur
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
pada tanaman hias
– encerkan Alphamien dengan perbandingan 1 tutup botol pupuk alphamien dengan 5 liter air, aduk hingga rata, semprotkan dengan menggunakan spinkler, 1 kali seminggu selama masa pemeliharaan hingga menjelang panen.
UNTUK HARGA / KETERSEDIAAN BARANG SILAHKAN SMS KE 081278351356 / 087899161334 – BPK ROYAN – NO CALL
Cara Pemesanan : SMS ke 081278351356 / 087899161334, tuliskan : Pesan Pupuk Alphamien, Jumlah yang dipesan, Nama Anda dan Alamat Kirim Lengkap (untuk menentukan ongkos kirim)
Contoh SMS :
Pesan Pupuk Alphamien, 2 botol , Tono, Jl. Kalibaru Timur Rt 004/01 Pasar Nangka Kel. Utan Panjang Kec. Kemayoran, Jakarta 10620
Dan Kami akan membalas sms Anda untuk Data transfer dan konfirmasi Pengiriman Pupuk Alphamien ke Anda.
Untuk waktu malam hari, Anda tetap bisa sms order Anda dan pada pagi hari kami akan membalas sms Anda.