Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Aspek Agronomis Kelapa Sawit | Budidaya Kelapa Sawit

ILMU AGROTEKNOLOGI/AGRONOMI
Agroteknologi/Agronomi adalah ilmu bercocok tanam. Cabang penting
ilmu-ilmu pertanian ini merupakan salah satu ilmu terapan yang berbasis
biologi/ botani yang mempelajari pengaruh dan manipulasi berbagai komponen
biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup) terhadap suatu individu atau
sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi kepentingan manusia.
ILMU AGROTEKNOLOGI/AGRONOMI Kelapa Sawit
Agroteknologi/Agronomi merupakan salah satu cabang ilmu terapan dalam
biologi yang mempelajari pengaruh berbagai aspek biotik dan abiotik terhadap
suatu individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia.Cakupan aspek biotik meliputi individu itu sendiri,
individu lain yang sejenis, atau individu lain yang berbeda jenis. Cakupan
aspek abiotik meliputi semua komponen tidak hidup yang mempengaruhi kehidupan
individu yang dipelajari.
Orang sering menyamakan agronomi dengan ilmu pertanian (dalam arti
sempit: hanya untuk tanaman). Agronomi lebih khusus mempelajari teknik bercocok
tanam atau budidaya tanaman.
Agroteknologi /Agronomi merupakan satu cabang sains pertanian yang
memperkatakan mengenai kajian tanaman dan tanah yang mana ia bertumbuh. Ahli
agronomi bekerja untuk mengembangkan kaedah yang akan memperbaiki kegunaan
tanah dan meningkatkan penghasilan makanan dan tanaman serat. Mereka
menjalankan kajian penggiliran tanaman, pengairan dan saliran, pembiakan
tanaman, pengelasan tanah, penyuburan tanah, pengawalan rumput, dan bahagian
lain.
Dilihat dari arti katanya Agroteknologi seperti mempelajari teknologi
pertanian yangorang memandang lebih kepada teknologi mesin-mesin berat dalam
pertanian. tetapi pandangan itu salah, Agroteknologi lebih mengarah pada
pembelajaran dari teknologi pertanian dari segi budidaya tanaman, perlindungan
tanaman dan media dari tanaman itu tumbuh. Jadi Agroteknologi ini lebih banyak
mempelajari suatu teknologi bagaimana tanaman dapat tumbuh baik menghasilkan produk
tinggi serta memberikan kemanfaatan pada lingkungan.
Agroteknologi mempelajari dua komponen yaitu tanaman dan
tanah, dimana keduanya saling berhubungan. Tanaman tumbuh di atas tanah, oleh
karena itu agar tanaman dapat tumbuh baik maka kita juga perlu tahu seluk beluk
media tempat tanaman tumbuh. Banyak hal yang dipelajari dalam hal tanaman yaitu
budidaya dan perlindungan tanaman itu sendiri. Dalam hal budidaya dilakukan
beberapa praktikum yang telah dilakukan diantaranya ada teknologi budidaya
tanaman baik semusim maupun tahunan, kultur jaringan, fisiologi tumbuhan,
botani, teknologi benih, dll. Disini kita mempelajari dari bentuk benih hingga
panen. Untuk media tanaman yaitu tanah kita juga melakukan beberapa praktikum
yang digunakan untuk mengetahui fisika, kimia dan biologi tanah. Adapun
praktikum yang dilakukan yaitu ilmu tanah, kesehatan tanah, biologi dan
kesuburan tanah, mikrobiologi tanah, dll. Disini kita mempelajari kandungan
dari suatu tanah, jenis tanah, fauna tanah hingga kerusakan suatu tanah. Selain
itu, Agroteknologi juga mempelajari perlindungan tanaman terutama dari serangan
hama dan penyakit tanaman. Saat ini, ilmu-ilmu pertanian sangat berbeda dari
sebelumnya pada tahun 1950. Intensifikasi pertanian sejak tahun 1960 telah dilakukan
oleh banyak negara maju dan berkembang yang sering disebut revolusi hijau.
Perluasan ini telah didasarkan pada seleksi genetik varietas tanaman dan
hewan yang mampu berproduktivitas yang tinggi dan penggunaan input buatan
seperti pupuk dan produk yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dengan
meningkatkan kesehatan tanaman dan hewan digunakan. Di sisi lain, kerusakan
lingkungan yang menyebabkan intensifikasi pertanian (dengan kerusakan yang
perkembangan industri dan pertumbuhan penduduk yang memungkinkan untuk
dilakukannya intensifikasi) yang membawa banyak ilmuwan untuk menciptakan
teknik-teknik baru seperti manajemen terpadu penyakit dan hama, teknik
pengolahan limbah, limbah teknik minimisasi, arsitektur lansekap.Selain itu,
bidang-bidang seperti bioteknologi dan ilmu komputer (pengolahan dan
penyimpanan data) membuat kemajuan dalam bidang agronomi melaui pengembangan
bidang baru penelitian seperti rekayasa genetika dan pertanian presisi.
Demikian, para peneliti saat ini bekerja di pertanian ilmu dan ilmu yang
terkait dengan itu menyamakan masalah memberi makan penduduk dunia pada saat
yang sama mencegah terjadinya masalah keamanan hayati yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia dan lingkungan. Inilah sebabnya mengapa mereka berusaha untuk
mempromosikan manajemen yang lebih baik sumber daya alam dan menghormati
lingkungan.Isu-isu sosial, ekonomi dan lingkungan sedang diperdebatkan saat
ini. Krisis terakhir seperti penyakit sapi gila (BSE) dan perdebatan atas
penggunaan organisme yang dimodifikasi secara genetik menggambarkan
kompleksitas dan pentingnya perdebatan ini.
Pertanian dan peternakan bukanlah ilmu formal tetapi merupakan ilmu
terapan. Agronomi Teknologi merupakan teknik untuk menghasilkan barang yang
menggunakan sumber daya yang disediakan oleh alam, termasuk alam manusia atau
asal. Sementara teknologi adalah pendekatan ilmiah untuk masalah praktis, yaitu
pemecahan masalah pada latar belakang pengetahuan ilmiah dan dengan bantuan
metode ilmiah.Sektor pedesaan perlu melakukan penerapan pengetahuan teoritis
dengan kriteria kausalitas dalam mengambil keputusan. Ada parameter yang
berbeda untuk pengambilan keputusan, ada banyak sekolah pemikiran tentang
parameter yang perlu dipertimbangkan ketika mengelola sistem dan teknologi
untuk beradaptasi logistik ditemukan. Ada banyak pekerjaan interdisipliner saat
ini perlu mengelola sistem pertanian yang lebih berkelanjutan. Masalah sumber
energi alternatif bekerja dalam jangka menengah (tebu, bit gula, kelapa sawit, dll).
Ilmu yang mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan
lingkungannya (biotik/abiotik) untuk memperoleh produksi maksimum. Tujuan
sosial dari pemenuhan produksi maksimum untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia
dan juga makhluk lain. Untuk kebutuhan pangan manusia mulai dari padi padian,
jagung gandum, umbi-umbian , kelapa, kemiri, coklat, tomat, kedele, kacang
hijau, mete, mlinjo, tebu dan berbagai sayur-sayuran (bayam, kangkung, kol,
kubis, buncis, kacang panjang, tomat, wortel, terong, labu, jagung baby cornt,
pepaya, jamur, petai, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau) dan
jenis buah-buahan (jeruk, melon, pepaya, apokat, duku, duku, nanas, sawo,
pisang, melon, nagka, dan lain-lain) serta bumbu-bumbuan seperti teh, kopi,
mrica, cengkeh dan lain-lain). Sedangkan rincian konsumsi pangan perkapita
untuk propinsi jawa timur lihat tabel lampiran konsumsi pangan.
Agroteknologi/ Agronomi diartikan sebagai usaha tanaman pertanian untuk
mendapatkan untung maksimal. Pengertian ini sudah menghubungkan antara
kemampuan budidaya tanaman dengan kepentingan usaha yang orientasinya pada
profit/keuntungan dimana tanaman pertanian (crop plant) tanaman yang berfaedah
dan secara ekonomi dibutuhkan oleh manusia sehingga dalam hal ini upaya-upaya
untuk biaya yang dikeluarkan sedikit mungkin untuk mendapatkan output yang
maksimal. Jumlah tanaman pertanian secara ekonomi melampaui sampai 2000 spesies
sedang tingkat terpenting di dunia mencapai 15 sampai 30 spesies (padi, gandum,
jagung, sorgum, tebu, kedelai, umbi jalar, umbi kayu, kedele, kacang tanah,
pisang, kelapa, jeruk, mangga, kapri, buncis, bunga matahari dan sebagainya).
Tanggung jawab Agroteknologi
/agronomi sesuai dengan perkembangan zaman. Era globalisasi, perdagangan bebas
pelestarian lingkungan hidup, perubahan gaya hiudp positif (Produksi, Dinamis,
Efesien) peningkatan persyaratan kebutuhan hidup bukan hanya sekedar
mendapatkan produk untuk ketersediaan pangan (food availability), tetapi harus
memperhitungkan kelayakan (consummer acceptability), keamanan (food safety)
sehingga mendukung terwujudnya kesejahteraan manusia (people welfare) ini
berarti proses budidaya pertanian harus memperhatikan dan meminimkan pengaruh
residu bahan kimia atau cemaran organik, terhadap produksi budidaya tanaman pertanian
komitmen ini didasarkan atas kenyataan bahwa untuk memperoleh makanan yang
cukup bergizi aman adalah hak setiap manusia.
Secara praktis pengembangan tanaman pertanian dilaksanakan dengan
melalui proses domestication, selection, hibrida dan selanjutnya proses
pengakaran benih dan juga bibit tanaman. Harapan dari proses tersebut di atas
adalah didapatkan tanaman yang mempunyai kemampuan unggul sesaui dengan harapan
pemikir dan masyarakat (umur pendek, tahan hama, gizi tinggi, rasa enak,
produktivitas tinggi).
Untuk itu harus terjadi proses untuk mendukung pelaksanaan teknologi
budidaya tanaman pertanian untuk menjamin keunggulan, kemurnian dan mutu benih
telah diawasi baik tingkat lapangan atau laboratorim maka diberikan sertifikat
atau label untuk benih yang akan dibudidayakan. Keuntungan menggunakan benih
yang bersertifikat antara lain:
1.
Keturunan benih diketahui
2. Mutu
benih terjamin                
4.
Penggunaan benih lebih hemat
5.
Pertumbuhan lebih seragam
Benih
yang bersertifikat digolongkan dalam kelas – kelas yaitu:
1. Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan di bawah
pengawasan pemulia tanaman dan harus merupakan sumber pembiakan benih dasar.
2. Benih
dasar (FS) adalah keturunan pertama dari benih penjenis.
3. Benih
pokok adalah keturunan dari benih dasar.
4. Benih
sebar (ES) adalah keturunan dari benih pokok.
ASPEK AGRONOMI KELAPA SAWIT
Dalam Agronomi
yang menjadi objek adalah tumbuhan yang mempunyai ciri-ciri seperti mudah
dikembang biakkan, berkembang biak dalam waktu yang relatif singkat, mampu  memberikan hasil berlipat ganda, tidak
berbahaya bagi manusia dan  dapat
dipasarkan,  contoh; padi kedelai jagung,
dll         
Tanaman dalam
kajian Agronomi adalah tumbuhan yang dibudidayakan manusia dan mempunyai
manfaat langsung untuk kebutuhan manusia. Tumbuhan tersebut biasanya telah
melalui seleksi alami dalam jangka waktu yang panjang seleksi buatan manusia,
atau telah mengalami pemuliaan.
Aspek Agronomis Kelapa Sawit

Dalam agronomi
yang menjadi subjek adalah Petani, Pengusaha pertanian  dan Agronomis. Petani secara langsung
terlibat dalam  kegiatan budidaya tanaman
di lapangan. Usahawan yang  bergerak
dalam usaha pemanfaatan lahan untuk menghasilkan produksi biologis tumbuhan dan
hewan, memilih alternatif sendiri, luas garapan yang sempit dan teknologi
produksi masih bersifat tradisional dan lebih banyak tergantung pada subsidi
pemerintah. Pendidikan umumnya rendah.
Pengusaha
Pertanian adalah petani atau pengusaha yang menyelenggarakan usaha taninya
menurut teknologi maju dan menggunakan akal dan karyanya secara maksimal guna
mendapat produksi dan keuntungan yang maksimal, mempunyai modal besar dan mudah
menerima pembaharuan.
Dalam usaha
meningkatkan produksi pertanian pemerintah telah memberikan sumbangan kepada
petani baik fisik maupun non fisik serta kebijakan penentuan harga dasar hasil
pertanian sehingga merangsang petani untuk meningkatkan produksi disamping itu
juga memberikan paket kredit.
Sarana produksi
merupakan bahan yang sangat menentukan di dalam budidaya tanaman pada statu
wilayah tertentu. Sarana produksi yang ada hubungan langsung dengan tanaman adalah
benih atau bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman, zat pengatur
tumbuh (ZPT) dan alat-alat pertanian.
Pupuk, merupakan sarana produksi penting
dalam meningkatkan produksi tanaman dan mempertahankan produktivitas tanah.
Pupuk dapat berupa anorganik (buatan) dan pupuk organik (kompos, pupuk kandang,
pupuk hijau).
Benih/bibit, merupakan sarana pokok didalam
budidaya tanaman. Benih/bibit yang baik akan memberikan pertumbuhan yang baik
dan produksi yang tinggi.
Bahan kimia, mendukung kegiatan produksi pertanian
terutama dalam mengendalikan HPG yang disebut pestisida, dan ZPT untuk
merangsang pertumbuhan tanaman.
Alat-alat
pertanian, untuk memberikan kondisi optimum pada perakaran diperlukan peralatan
yang memadai seperti, cangkul, bajak, garu. Petani modern menggunakan traktor.
Selain itu diperlukan juga alat untuk pemupukan dan alat penyemprotan serta
alat panen.
Untuk
mendapatkan sesuatu hasil dari kegiatan produksi tanaman secara maksimal, dapat
dilakukan dengan pendekatan optimalisasi pemanfaatan lahan dengan cara
penggunaan benih bermutu dari varitas unggul, perbaikan kesuburan tanah,
pengaturan pola tanam yang dikaitkan dengan pengembangan komoditas yang sesuai
dengan agroekosistem.
Hasil yang
dicapai dapat berupa kepuasan rohani atau suatu hasil yang nyata untuk
kebutuhan hidup manusia secara langsung, misal: 
gabah, umbi, buah-buahan dan lain sebagainya.
Pertama, peranan Agronomi antara lain
menyediakan bahan baku pangan. Disamping itu Agronomi berperan penting dalam
usaha memantapkan swasembada pangan beras, palawija dan hortikultura serta
memperbaiki kualitas dari pangan tersebut.
Kedua, menyediakan bahan baku industri.
Kegiatan usaha tani ini ditujukan pada tanaman yang berorientasi untuk
menunjang kebutuhan industri atau ekspor dengan investasi jangka panjang.
Untuk itu perlu
perencanaan berupa kemampuan lahan yang tersedia, pelaksanaan pengelolaan untuk
mencapai produktivitas tinggi dan berkelanjutan, melestarikan sumber daya alam
dan perluasan pemasaran hasil. Usaha meningkatkan produksi tanaman industri
memberikan dampak positif terhadap pendapatan/devisa negara.
Ketiga, peningkatan kesejahteraan dimana
Agronomi berperan positif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, karena
kegiatan agronomi menyediakan bahan baku untuk komoditas ekspor sehingga
menyerap banyak tenaga kerja mulai dari pengelolaan tanaman sampai pada
kegiatan pasca panen dan industri hasil pertanian.
Ruang lingkup
Agronomi meliputi Ekologi, Fisiologi dan Pemuliaan tanaman. Faktor ekologi yang berperan sangat penting pada
pertumbuhan tanaman adalah tanah dan iklim.
Tanah merupakan komponen hidup dari  lingkungan yang penting yang dapat
dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Dalam mendukung kehidupan
tanaman, tanah mempunyai tiga fungsi utama yaitu memberikan unsur hara untuk
tanaman, memberikan air dan reservoar, menunjang tanaman atau sebagai  tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Untuk tanaman kelapa sawit tanah yang baik mengandung
banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah
cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol,
Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut
saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa
sawit.
Faktor lingkungan (iklim) yang penting
adalah  suhu udara, penyinaran surya,
hujan dan kelembaban udara. Lama
penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm.
Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam
untuk membantu proses penyerbukan.
Daerah pengembangan tanaman kelapa sawit yang sesuai berada pada 15
°LU-15 °LS. Suhu optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 29-30 °C.
Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 %. Nilai pH yang optimum adalah
5,0–5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase
baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas. Kondisi
topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15o.
1.   
Temperatur
udara: 22 – 330 C (optimum 27 0 C).
•   Curah hujan: 1.250 – 3.000
mm/thn (opt 1.750 – 2.500 mm/thn)
• Curah hujan
optimum dengan penyebaran yang merata sepanjang tahun
• Curah hujan
< 1.250 mm/tahun dengan bulan kering > 3 bulan è faktor pembatas berat
• Defisit air
yang tinggi akan merangsang pembentukan bunga jantan
• Tanaman kelapa
sawit akan lebih toleran terhadap curah hujan > 3.000 mm/tahun. Masalah
teknis: panen, perawatan jalan, efektivitas pemupukan, serangan hama dan
penyakit.
•   Bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) < 3 bulan (optimum
0-1 bulan)
•   Kelembaban udara 50 – 90 % (optimum 80 %)
•   Lama penyinaran matahari 5 – 7 jam/hari
•   Ketinggian tempat < 400 m dpl (optimum < 200 m dpl)
•   Musim kemarau panjang dan kekeringan berdampak bagi tanaman kelapa
sawit dalam hal : pembibitan dan tanaman belum menghasilkan (TBM) dimana
pertumbuhan menjadi terganggu, tanaman menghasillkan (TM) dimana perkembangan
bunga dan buah terganggu dan produktivitas tanaman menurun.
Pengaruh defisit air terhadap produktivitas kelapa sawit
Pemuliaan
Tanaman dalam Agronomi sangat penting artinya dalam produksi tanaman. Pemuliaan
tanaman merupakan usaha untuk memperbaiki sifat genetis tanaman sehingga di
dapat jenis tanaman yang unggul. Jenis unggul memiliki sifat yang baik seperti
tanggap terhadap pemupukan, tahan terhadap hama dan penyakit, mampu bersaing
dengan gulma,  produksi tinggi, umur
produksi lebih cepat.
•   Datar –
berombak kemiringan 0 – 8 % è sesuai
•   Bergelombang
– berbukit kemiringan 8 – 30 % è perlu teras untuk cegah erosi, tempat
penaburan pupuk dan pengutipan tandan buah.
•   Berbukit
kemiringan > 30 % è tidak disarankan solum tanah dangkal, erosi tinggi,
pemupukan tidak efektif, kesukaran dalam panen pengangkutan tandan buah
produktivitas rendah
•   Kelapa sawit
tumbuh baik pada tanah Podsolik (Ultisol), Latosol (Oxisol), Resosol (Entisol),
Aluvial dan Hidromorfik (Inceptisol), Andosol (Andisol) dan gambut (Histosol)
•   Kondisi tanah
yang baik mengurangi pengaruh buruk curah hujan yang kurang sesuai.
•   Sifat fisik
yang relatif sukar diubah lebih penting untuk penilaian kesesuaian lahan untuk
kelapa sawit.
•   Sifat kimia
akan lebih berguna untuk pemupukan untuk menghasilkan produktivitas kelapa
sawit yang tinggi
•   Drainase yang
baik dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan dan produtivitas kelapa sawit yang
tinggi.
•   Drainase yang
buruk ditandai dengan kondisi yang tergenang dan lambatnya air masuk ke lapisan
tanah, akan menghambat respirasi dan penyerapan hara oleh perakaran kelapa
sawit.
•   Drainase yang
terlalu cepat sebagai akibat kandungan fraksi pasir tinggi, akan mengurangi
kemampuan tanah untuk menahan air
•   Tekstur tanah
menggambarkan kandungan fraksi pasir, debu dan liat di dalam tanah.
•   Tekstur tanah
yang ideal adalah lempung liat berpasir yang mengandung fraksi pasir ± 45 % dan
fraksi liat 20 – 35 %.
•   Kandungan
fraksi pasir yang relatif cukup tinggi berguna untuk respirasi perakaran
tanaman kelapa sawit.
•   Kandungan
liat yang relatif cukup tinggi berguna untuk memegang air dan hara (kapasitas
tukar kation/KTK tanah).
•   Kemasaman
atau PH tanah digunakan untuk mewakili sifat kimia atau kesuburan tanah.
•   Menggambarkan
kandungan hara, ketersediaan hara di dalam tanah, kelarutan unsur yang bersifat
racun seperti aluminium (Al).
•   Kondisi pH
tanah yang optimum untuk tanaman kelapa sawit berkisar 5,0 – 6,0.
•   Kondisi pH
tanah < 5,0 mencerminkan kandungan kation K, Ca dan Mg dapat ditukar dan
kejenuhan basa yang rendah, kelarutan Al yang tinggi, dan fiksasi hara P yang
tinggi.
•   Kondisi pH
tanah > 7,0 dikhawatirkan akan mencerminkan ketersediaan hara mikro yang
rendah dan fiksasi hara P yang tinggi.
•   Kondisi pH
tanah gambut sekitar 3,5 – 4,0. Kondisi pH tanah gambut sekitar 4,5 – 5,0 sudah
tergolong baik.
Penilaian
Evaluasi Lahan
: Definisi : Penilaian
lahan ditujukan terhadap setiap satuan peta tanah (SPT) yang ditemukan pada
suatu areal. Untuk keperluan evaluasi lahan maka sifat fisik lingkungan suatu
wilayah dirinci ke dalam suatu kualitas lahan (land qualities) dan setiap kualitas
lahan biasanya terdiri dari satu atau lebih karakteristik lahan (land
characterictic). Kriteria kesesuaian lahan bersifat semi kuantitatif dengan
menggunakan nilai batas terhadap sifat fisik tanah/lahan. Penilaian terhadap
sifat fisik tanah lebih ditekankan dibandingkan sifat fisik kimianya, karena
sifat kimia tanah lebih memungkinkan untuk diperbaiki. Beberapa hal yang perlu
diketahui untuk evaluasi lahan, sebagai berikut :
•   Tanah (soil):
suatu yang bersifat tiga dimensi yang mencangkup bagian paling atas dari
permukaan bumi, mempunyai sifat yang berbeda dari batuan induk di bawahnya
sebagai interaksi antara iklim, organisme hidup, bahan induk, dan topografi.
•   Lahan (land):
bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian tanah, dan lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi, hidrologi dan vegitasi alami yang secara
potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.
•   Sifat – sifat
fisik lahan lingkungan suatu wilayah dirinci dalam kualitas lahan (land
qualities) seperti ketersediaan air, ketersediaan hara, ketersediaan oxigen,
keracunan.
•   Setiap
kualitas lahan biasanya terdiri dari satu atau lebih karakteristik lahan (lahan
characteristics) seperti lereng, curah hujan, tekstur tanah, kedalam efektif,
pH tanah.
•   Karakteristik
lahan ini yang digunakan dalam penilaian kesesuaian untuk tanaman kelapa sawit.
•   Kelas
kesesuaian lahan ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas faktor pembatas
dari karakteristik lahan.
•   Kelas lahan
dibagi menjadi Sesuai/Suitable (S) dan Tidak Sesuai/Not suitable (N),
•   Kelas sesuai
dibagi menjadi 3 sub-kelas : S1: Sangat sesuai (highly suitable); S2: Sesuai
(suitable); S3: Agak sesuai (marginal suitable)
•   Kelas tidak
sesuai dibagi menjadi 2 sub-kelas : N1: Tidak sesuai bersyarat (temporary not
suitable); N2 : Tidak sesuai permanen (permanently not suitable)
•   Setiap sub
kelas terdiri dari satu atau lebih unit karakteristik lahan yang menjelaskan
jumlah dan intensitas faktor pembatas.
•   Kelas
kesesuaian lahan aktual dinilai dari karakteristik lahan yang ada di lapangan
dan kelas kesesuaian lahan potensial dari kemungkinan perbaikan dari faktor
pembatas yang ditemui.
•   Setiap
tindakan pengelolaan tanah dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif dari
faktor pembatas yang ada bagi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit.
Klasifikasi
kesesuaian lahan dan kriterianya sebagai berikut :
Unit lahan
yang memiliki tidak lebih dari satu pembatas ringan.
Unit lahan
yang memiliki lebih dari satu pembatas ringan dan/atau tidak memiliki lebih
dari satu pembatas sedang.
Unit lahan
yang memiliki lebih dari satu pembatas sedang dan atau tidak memiliki lebih
dari satu pembatas berat.
Unit lahan
yang memiliki dua atau lebih pembatas berat yang masih dapat diperbaiki.
Unit lahan
yang memiliki pembatas berat yang tidak dapat diperbaiki
Lingkungan tumbuh yang penting diperhatikan adalah iklim, keadaan fisik,
dan kesuburan tanah, berdasarkan faktor ini kelas kemampuan lahan digolongkan
menjadi 4 kelas : S1, S2, S3, dan N1 (sangat sesuai, agak sesuai, tidak sesuai,
tidak sesuai bersyarat).

Tabel Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

Pemuliaan
Tanaman dalam Agronomi sangat penting artinya dalam produksi tanaman. Pemuliaan
tanaman merupakan usaha untuk memperbaiki sifat genetis tanaman sehingga di
dapat jenis tanaman yang unggul. Jenis unggul memiliki sifat yang baik seperti
tanggap terhadap pemupukan, tahan terhadap hama dan penyakit, mampu bersaing
dengan gulma,  produksi tinggi, umur
produksi lebih cepat.
Ari, K. 2011. Analisis Pengembangan Lahan Gambut Untuk Tanaman Kelapa
Sawit Kabupaten Kubu Raya. Journal Teknologi Perkebunan & PSDL. Vol. 1
Hal.1-7.
Darmawan. 2005. Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Hasil Dederan Pada
Berbagai Dosis Nitrogen. Jurnal Agrivigor 5 (1):92-97.
Darmawan. 2006. Aktivitas Fisiologi Kelapa Sawit Belum Menghasilkan
Melalui Pemberian Nitrogen Pada Dua Tingkat Ketersediaan Air Tanah. Jurnal
Agrivigor 6 (1):41-48.
Gusti, R. 2011. Dinamika Kandungan Air Tanah Di Areal Perkebunan Kelapa
Sawit Dan Karet Dengan Pendekatan Neraca Air Tanaman. Jurnal Agronomi Jurusan
Budidaya Pertanian Ffakultas Pertanian UNLAM. Vol 18.
Hamzah. 2008. Penyuluhan Benih Sawit Palsu Dan Akibat Penggunaannya Di
Desa Bukit Baling Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Pengabdian
Pada Masyarakat No.46.
Hanibal. 2007. Pengaruh Kombinasi Tanah Gambut Dan Tanah Mineral Sebagai
Media Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pembibitan
Utama. Jurnal Agronomi Vol. 11 No. 2.
Kiswanto. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Besar Pengkajian
Dan Pengembangan Teknologi Pertanian (Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian). Bandar Lampung
Pertus, NR. 2009. Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit. Journal Teknologi Lingkungan. Vol.10 No.1 Hal.09-18.
Reni, S. 2007. Hasil Penelitian Pertanian Komoditas Kelapa Sawit. Pusat
Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian: Bogor.

Retni, M. 2008. Buletin Ilmiah INSTIPER. Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Kepada Masyarakat (Lppm) Institut Pertanian Stiper (Instiper):
Yogyakarta.

Advertisements
Advertisements
Category: Budidaya Sawit