11 April 2011
Sri Widodo

Jakarta, GEO ENERGI – Centre for Orangutan Protection (COP) melaporkan PT. Berau Sawit Sejahtera (BSS) atas dugaan merusak habitat orangutan di Kalimantan Timur. Laporan dikirimkan ke Kementerian Kehutanan dengan tembusan ke Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Sekretariat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, pasal 21 ayat 2 point (e):  “Setiap orang dilarang untuk mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan / sarang satwa yang dilindungi.”

Advertisements

Paulinus Kristanto, Juru Kampanye Habitat dari COP memberikan pernyataan sebagai berikut:

“Kami meminta Kementerian Kehutanan segera bertindak cepat untuk menghentikan potensi kejahatan terhadap orangutan yang terjadi di dalam kawasan konsesi PT. BSS. Kami memuji gerak cepat BKSDA Kaltim untuk menyelamatkan orangutan yang tersisa di areal konsesi PT. Gunta Samba Jaya (PT. GSJ) pada tahun 2013. Saya yakin, tindakan serupa dapat dijalankan di kawasan konsesi PT. BBS yang letaknya berdampingan dengan PT. GSJ.”

Laporan juga dikirimkan ke Sekretariat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) karena perusahaan tersebut diduga memiliki hubungan dengan PT. Gunta Samba, anak perusahaan PT. Salim Ivo Mas Pratama (SIMP), anak perusahaan Indofood. Sebelumnya, pada tahun 2013, COP melaporkan PT. Gunta Samba Jaya, yang diduga anak perusahaan PT. Gunta Samba. Indofood sendiri terlibat aktif dalam memecahkan masalah ini, namun belakangan mereka menolak memiliki hubungan dengan PT. Gunta Samba Jaya.

Hutan Lindung Wehea dan sekitarnya merupakan habitat penting bagi setidaknya 750 orangutan. Pembabatan hutan untuk membuka perkebunan kelapa sawit merupakan ancaman serius. Orangutan terus terdesak ke hutan-hutan yang terfragmentasi yang daya dukungnya sangat rendah sehingga orangutan kekurangan pakan. Orangutan yang kelaparan akhirnya memakan tunas kelapa sawit dan karena itu dianggap sebagai hama. Selain kelaparan, mereka juga terancam pemburu. Di hutan yang terfragmentasi, orangutan lebih mudah ditembak. Tim penyelamat BKSDA Kaltim dan COP seringkali harus berpacu melawan waktu untuk menyelamatkan orangutan-orangutan tersebut.

Sumber : http://www.geoenergi.co/read/forest/1825/lagi-habitat-orangutan-dibuldoser-perusahaan-sawit/#.U0iIr876ihp

Informasi Penting Lainnya :