11
Mar
2014
No Comments
11 Maret 2014
Petani sawit tetap mengeluh walau harga sawit mencapai Rp1.700 per kilogram di tingkat petani. Pasalnya produksi buah sedang menurun alias trek. Penurunan mencapai 70 persen, dari produksi biasanya.
Kepada METRO, Jamal, salah seoran petani kelapa sawit wilayah Kecamatan Rantau Selatan, menjelaskan, dari 2,5 hektare kebun sawit miliknya biasanya menghasilkan sekitar 1,5 ton per panen. Namun, akhir-akhir ini hanya bisa menghasilkan 500 sampai 700 kilogram saja dalam setiap panen.
’’Kita bingung, mana harus menafkahi keluarga, kita juga harus membeli pupuk pohon. Sedangkan buah sawit hasil panen menyusut tajam, parahnya buah sawit timbangannya ringan,” jelas Jamal.
Menurut Jamal, kondisi trek buah kelapa sawit tentunya mempengaruhi kondisi perekonomian mereka khususnya para petani kelapa sawit.
Hal sama juga dikeluhkan Rahmad. Menurut Rahmad, meski buah sawit dijual dengan harga lumayan, namun tidak bisa menutupi biaya panen dan biaya perawatan tanaman akibatnya menurunya hasil panen.
“Walaupun harga naik, namun buah tidak ada sama saja,” kata Rahmad. Menurut Rahmad, dalam musim trek seperti ini, Pemerintah diharapkan dapat membantu memberikan informasi bagaimana menangani musim trek, sebab, dia berkeyakinan dengan majunya teknologi pertanian saat ini pasti bisa mengatasi kendala musim trek tersebut.
”Kalau berkaca dengan negara lain semisal Malaysia, mereka bisa mengatasi penyebab trek buah. Tentunya bisa juga mengatasinya, tapi masyarakat kurang mengerti,” katanya. (riz)
Sumber : http://www.metrosiantar.com/
Berita/Artikel Menarik Lain Yg Wajib Diklik :