JAKARTA – Munculnya Indonesian Sustaiable Palm Oil (ISPO), yang menjadi stadar praktik berkelanjutan pada budidaya perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dirasakan peranan pemerintah masih sangat tinggi.
Kata Direktur Eksekutif Sawit Watch, Jefry Saragih, ISPO berbeda dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), yang muncul berdasarkan kesepakatan multi pihak. “Banyak persoalan yang bisa di dorong untuk ditetapkan karena RSPO bersifat sukarela,” katanya kepada InfoSAWIT belum lama ini di Jakarta.
Sementara ISPO, lebih banyak mengacu pada regulasi pemerintah yang secara logika sudah semestinya diterapkan perusahaan perkebunan kelapa sawit, tanpa harus memunculkan skim
Advertisements
Advertisements
Category: Budidaya Sawit