PEKANBARU – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggagas penggunaan limbat cair sawit sebagai sumber listrik. Dilakukan melalui konsep pengolahan sampah menjadi energi (Waste to Energy) atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). “Pembangkit ‘waste to energy’ terbukti lebih efisien mengatasi limbah cair sawit bila dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar solar (diesel fossil fuel). Selain menghasilkan energi listrik yang murah juga ramah lingkungan,”terang Ketua Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LP2M) Umri), Ridho Fauzi, Kamis (16/4/2015), seperti ditulis Antara.
Menurutnya Provinsi Riau memiliki ratusan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi setiap hari dan memproduksi berton-ton limbah cair sawit (Palm Oil Mill Effluent – POME). Sementara limbah cair sawit sendiri menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, sedangkan penanganannya juga memerlukan biaya tinggi.
Oleh karena itu, kata Ridho, konsep PLTSa perlu diterapkan agar limbah cair sawit ini dapat menghasilkan energi listrik. “Selama ini, pemanfaatan limbah cair sawit ini baru sebatas untuk pupuk. Namun, jika itu dimanfaatkan untuk energi listrik maka nilai tambahnya jauh lebih tinggi,” katanya.
Ia menambahkan, bahwa tingkat keasaman limbar cair sawit cukup tinggi sehingga bila dimanfaatkan untuk pupuk dampaknya kurang baik bagi struktur tanah. (T3)