Satu dari sebelas orang di Indonesia masih menderita kelaparan. Hal tersebut termaktub dalam laporan badan pangan dunia (FAO). Organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa ini memetakan angka kelaparan yang masih menghantui penduduk bumi hingga tahun 2014.
Dari hasil pemetaan tersebut diketahui angka kelaparan di Indonesia masih berkisar 8,7%, masih sejajar dengan negara-negara Afrika seperti Nigeria, Kamerun, Pantai gading dan Mauritania.
Sedangkan negara Asia lain yang posisinya sama dengan Indonesia antara lain Cina, Thailand dan Vietnam. Posisi Indonesia masih lebih baik dibanding India, Afghanistan dan Iraq.
FAO mendefinisikan kelaparan sebagai kekurangan gizi atau asupan makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan diet energi, yang berlangsung setidaknya selama satu tahun. Istilah lebih tepatnya adalah kekurangan gizi kronis. Dalam hal ini, angka kelaparan menunjukkan kegagalan negara dalam menjamin makanan yang cukup bagi setiap warganya.
Dalam peta kelaparan dunia, FAO mengkategorikan kelaparan dalam 5 tingkatan. Mulai dari sangat tinggi, tinggi, moderat tinggi, moderat rendah dan sangat rendah. Indonesia dalam hal ini dikategorikan sebagai moderat rendah dengan kisaran angka kelaparan 5-14,9%.
Sebenarnya hal itu bukan merupakan angka yang buruk, dibanding kebanyakan negara berkembang lain. Tapi sebagaimana tertulis dalam rencana Milenium Goal 2015, Indonesia seharusnya sudah berada pada kategori sangat rendah. Sekelas dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Malaysia, Brasil dan Afrika Selatan.
Menjelang peringatan Hari Pangan Se-dunia yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober, FAO kembali menegaskan pentingnya peran keluarga petani dalam sistem produksi pangan. Sesuai dengan tema hari pangan tahun ini, “Pertanian keluarga: memberi makan dunia, merawat bumi”.