Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Pembibitan Kelapa Sawit PreNursery

Pembibitan Kelapa Sawit PreNursery. Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas maka sebaiknya dilakukan pembibitan kelapa sawit. Syarat lokasi pembibitan kelapa sawit telah di bahas pada artikel sebelumnya. Keuntungan dengan membuat pembibitan dibandingkan dengan menanam langsung adalah pemeliharaan yang lebih mudah, murah dan terkontrol sehingga resiko kematian bibit dapat dihindari. Jika kita menanam kecambah langsung di lahan maka pemeliharaan akan lebih sulit untuk dilakukan. Bagaimana sebenarnya cara pembibitan kelapa sawit akan di jabarkan di bawah ini.

Pembibitan kelapa sawit dilakukan selama  satu  tahun baru siap untuk di pindahkan kelapangan. Pembibitan kelapa sawit terdiri dari 2 tahap pengerjaan yaitu :

1. Prenursery

Kecambah di tanam dalam polibag kecil selama 3 bulan dan  akan di pindahkan ke pembibitan main nursery

2. Main nursery

Bibit di pindahkan (transplanting) dari polibag kecil ke dalam polibag besar dan dipelihara selama 9 bulan sampai siap di tanam. Cara pembibitan main nursery akan di jelaskan pada artikel berikutnya.

Adapun tahapan pekerjaan  untuk pembibitan kelapa sawit tahap prenursery adalah sebagai berikut :

A. Persiapan Media Tanah.

Tanah Top soil diayak dengan ayakan 1 cm untuk memisahkan bongkah-bongkah tanah dan sisa-sisa akar/kerikil. Tanah  yang  telah  diayak dicampur dengan pupuk TSP/RP sebanyak 10 gr/ polibag kecil ( berukuran lebar 15 cm, panjang 23 cm dan tebal 0,1 mm). 

Tujuan pemberian pupuk adalah untuk mejaga nutrisi hara tersedia bagi bibit di awal pertumbuhan karena unsur Posfor berguna untuk pertumbuhan akar. Tanah kemudian di masukkan kedalam polibag kecil dan dipadatkan.

Polibag kecil kemudian di susun dalam bedengan dengan lebar 1 – 1,2 m dan panjang sesuai dengan jumlah bibit yang diinginkan.

B. Penanaman Kecambah

Kecambah harus cepat ditanam jika kemasan plastik sudah dibuka hal ini untuk menghindari kerusakan pada kecambah.

Kecambah ditanam sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm. Cara penanaman kecambah adalah dengan membuat lobang kemudian meletakkan kecambah kedalam dengan posisi radiks (bakal akar) biasanya berwarna putih menghadap ke bawah. sedangkan calon pucuk biasanya ditandai dengan berwarna hijau harus menghadap ke atas. Hal ini bertujuan untuk menghindari kecambah mati atau tumbuh memutar. 

C. Pemeliharaan Bibit PreNursery

Pemeliharaan di pembibitan  prenursery adalah  :

1. Penyiangan gulma setiap bulan 

Penyiangan gulma dilakukan dengan manual terutama yang berada di dalam polibag tujuannya adalah untuk menghindari persaingan unsur hara dan cahaya antara bibit dengan gulma.

2. Penyiraman 

Dilakukan setiap pagi dan sore hari terkecuali jika hujan turun. Kebutuhan air sekitar 0,2 – 0,3 l per baby bag per hari. Jika ada hujan maka penyiraman tidak perlu dilakukan. Untuk sekala kecil penyiraman dapat dilakukan secara manual tetapi untuk sekala besar di perlukan sistem penyiraman untuk mengurangi biaya penyiraman.

3. Pemupukan di pembibitan prenursery 

Bibit yang sudah ditanam di pembibitan juga membutuhkan perlakukan pemupukan untuk mempercepat pertumbuhannya adapun cara pembukan bibit pre nursery disajikan dalam table berikut ini :

1. Minggu ke empat dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

2. Minggu ke lima dilakukan pemupukan Urea sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

3. Minggu ke enam dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

4. Minggu ke tujuh dilakukan pemupukan Urea sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

5. Minggu ke delapan dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

6. Minggu ke sembilan dilakukan pemupukan Urea sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

7. Minggu ke sepuluh dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

8. Minggu ke sebelas dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

9. Minggu ke duabelas dilakukan pemupukan NPK (15:15:6:4) sebanyak 25 gr/10L/200 bibit

Setelah berumur 3 bulan maka bibit sudah siap untuk di pindahkan ke pembibitan main nursery. Bagaimana cara pembibitan pada tahap Main Nursery akan di jabarkan pada artikel berikutnya. 

Demikian informasi tentang cara pembibitan pre nursery kelapa sawit semoga dapat bermanfaat buat kita semuanya. 

Anda sedang membaca artikel berjudul

Pembibitan Kelapa Sawit PreNursery

dengan url

http:///2015/02/pembibitan-kelapa-sawit-prenursery.html

, Jika suka dengan artikel

Pembibitan Kelapa Sawit PreNursery

dengan url

http:///2015/02/pembibitan-kelapa-sawit-prenursery.html

silahkan di copy dan jangan lupa menuliskan sumbernya. Anda dapat berlangganan update dari blog ini dengan mengisi email di bawah ini

Jika ingin melihat artikel lainnya anda dapat mengklik link populer dibawah ini atau sitemap diatas.Terima kasih atas kunjungan anda di http://


Baca Juga Yang ini :

kelapa sawit

,

pertanian

Pembibitan Main Nursery Kelapa Sawit

Pembibitan Main Nursery Kelapa Sawit. Pada artikel sebelumnya telah kita bahas tentang pembibitan kelapa sawit tahap pertama yaitu prenursery kali ini akan di bahas tahapan kecua yaitu pembibitan main nursery kelapa sawit. Pembibitan main nursery dilakukan setelah bibit kelapa sawit berumur 3 bulan pada tahap prenursery. sebelum dilakukan pemindahan bibit maka dilakukan seleksi bibit untuk membuang bibit yang tidak normal.

Adapun tahapan pekerjaan  untuk pembibitan kelapa sawit tahap main nursery adalah sebagai berikut ini :

Persiapan Media.

Tanah yang digunakan harus tanah  lapisan atas dan tidak tercampur dengan batu-batu kerikil. Tekstur tanah sebaiknya lempung berliat dan mempunyai sifat drainase yang baik (tidak boleh menggunakan tanah gambut).

Tanah dicampur dengan pupuk TSP/RP sebanyak 150 gr/100 kg tanah atau solid dengan perbandingan 1 : 6 (solid + tanah). Solid yang dipakai adalah solid yang yang sudah cukup matang terdekomposisi (± 1 bulan). 

Isikan tanah tersebut ke large bag ( 20 kg per large bag) sampai setinggi  1 cm dari bibir kantong (setelah padat akan turun menjadi ? 3 cm dari bibir kantong).  Pengisian tanah diusahakan cukup padat dan berdiri tegak (tidak bengkok atau patah pinggang).  Tanah yang diisikan ke dalam large bag harus ada dalam keadaan kering.

Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar, berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase.

Polibag yang sudah diisi dengan tanah kemudian di susun segitiga sama sisi dengan  jarah 90 cm x 90 cm x 90 cm.

Transplanting (Pemindahan Bibit)

Tanah di polibag besar kemudian di lobagi dengan menggunakan pipa 4” agar sesuai dengan ukuran polibag kecil, kemudian polibag kecil di belah pada bagian smaping dan bawah sehingga bibit beserta tanah dapat di ambil dan dimasukkan kedalam lobang tanam di polibag besar. 

Tanah di sekitar bibit kemudian di padatkan dan di lakukan penyiraman. Tujuannya adalah untuk menyediakan air yang cukup dalam polibag sehingga bibit yang baru dipindahkan tidak akan mengalami stress air yaitu menjadi layu.

Pemiliharaan Bibit Main Nursery

Penyiraman

Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha menghasilkan kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu setiap pagi dan sore hari.

Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7-8 mm pada hari yang bersangkutan. Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat. Kebutuhan air siraman ± 2 lt/polybag/hari, disesuaikan dengan umur bibit.

Penyiangan

Penyiangan di pembibitan main nursery dapat dilakukan sekali sebulan di polibag sedangkan untuk gulma yang berada di tanah dapat di lakukan pengendalian secara kimia.

Gulma yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan, dikored atau disemprot dengan herbisida. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam sebulan, atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.

Pemupukan

Pemupukan di pembibitan main nursery dilakukan sesuai dengan dosis berikut ini :

1. Umur 14 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 2,5 gr/bibit

2. Umur 16 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 5 gr/bibit

3. Umur 18 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 7,5 gr/bibit

4. Umur 20 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 10 gr/bibit

5. Umur 22 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 10 gr/bibit

6. Umur 24 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 10 gr/bibit

7. Umur 28 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 20 gr/bibit + Dolomite 20 gr

8. Umur 32 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 20 gr/bibit

9. Umur 36 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 25 gr/bibit

10. Umur 40 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 25 gr/bibit + Dolomite 30 gr

11. Umur 44 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 30 gr/bibit 

12. Umur 48 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 30 gr/bibit 

13. Umur 52 Minggu diberikan pupuk NPK dengan dosis 30 gr/bibit + Dolomite 30 gr

waktu pemupukan diatas dihitung sebagai lanjutan umur minggu dari pembibitan pada tahap pre Nursery.

Di pembibitan prenursery seleksi bibit dilakukan pada saat bibit berumur 4 – 6 minggu dan saat akan di pindahkan ke main nursery yaitu pada saat bibit berumur 12 minggu. Bibit yang diseleksi adalah bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang.

Demikian informasi tentang cara pembibitan main nursery kelapa sawit jangan lupa baca juga tahap pembibitan pre nursery. Pada artikel berikutnya kita akan membahas cara melakukan seleksi bibit kelapa sawit. Demikian informasinya semoga bermanfaat buat anda.

Sistem Pengairan/Irigasi Pembibitan Kelapa Sawit

Sistem Pengairan/Irigasi Pembibitan Kelapa Sawit. Salah satu faktor penentu keberhasilan pembibitan kelapa sawit sangat tergantung dari sistem pengairan terutama pada pembibitan dalam jumlah yang banyak. Kebutuhan air di pembibitan main nursery sangat tinggi dimana dibutuhkan lebih dari 2,5 liter/polibag/hari. Jadi harus di pastikan bahwa ketersediaan air tersedia di pembibitan kelapa sawit.  

Cara Budidaya Lele Panen 50 Hari

Cara Budidaya Lele Panen 50 Hari. Secara normal lele baru bisa dipanen setelah 3 bulan pemeliharaan dengan berat badan 100 gr/ ekor tetapi menurut informasi yang diperoleh oleh admin konsultasisawit dari beberapa sumber informasi bahwa saat ini lele dapat di panen setelah dipelihara selama 50 hari saja. Anda penasaran bagaimana caranya akan di jabarkan secara detail dalam artikel ini.

Tetapi

Cara Budidaya Cabe Dalam Pot

Cara Budidaya Tanaman Cabai Di Pot.  Tanaman ini merupakan sesuatu yang paling sering diminati karena merupakan bumbu utama untuk membuat masakan di Indonesia. Tetapi harga dari buah cabe ini sering melambung tinggi padahal sebenarnya tanaman ini sangat mudah untuk di tanam di teras, pekarangan dan di loteng rumah sekalipun tetapi hal ini sering kita lupakan karena harganya juga sering murah.

Indonesia Kekurangan Pasokan Karet

Jakarta: Indonesia merupakan negara penghasil karet alam utama di dunia dengan total produksi terbesar kedua setelah Thailand. Sebesar 85% produksi karet dalam negeri diekspor dalam bentuk karet mentah dan 14% untuk konsumsi dalam negeri dengan berbagai keperluan.

Jumlah itu masih terlalu rendah dibandingkan dengan konsumsi dalam negeri karet di Malaysia sebesar 45%. Harga karet dunia saat ini berada pada kisaran US$2,5-US$3 per kilogram.

Penggunaan karet dalam negeri untuk produksi ban kendaraan bermotor, barang teknik industri, lateks, dan keperluan umum lain memiliki persentase terbesar pada produksi ban sebesar 65%. Produksi karet nasional pada 2012 mencapai tiga juta ton dengan nilai ekspor sebesar US$25 juta.

Harris Munandar, Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Kementerian Perindustrian, mengatakan ASEAN memiliki peluang dan potensi untuk menjadi pemain utama perdagangan karet alam dan barang jadi karet karena produsen karet utama dunia mayoritas berada di kawasan ASEAN. Menjelang perdagangan bebas ASEAN, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh Indonesia.

“Peringkat daya saing Indonesia mengalami penurunan untuk periode 2012-2013 dari peringkat 46 menjadi 50 dari 144 negara berdasarkan penilaian WEF. Peringkat Indonesia masih jauh di bawah Singapura, Malaysia, Brunei, dan Thailand,” ujarnya. Tapi, kinerja logistik Indonesia meningkat ke peringkat 59 dari 155 negara. Sebelumnya Indonesia ada di peringkat 75.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) A. Aziz Pane mengatakan Indonesia kekurangan pasokan karet. “Ada 146 pabrik crumb rubber di Indonesia dan membutuhkan empat juta ton bahan baku. Yang tersedia hanya tiga juta ton sehingga terjadi overdemand. Hal ini membuat petani karet melakukan inovasi negatif untuk mengakali kekurangan pasokan tersebut,” ujarnya.

Untuk dapat memenuhi permintaan tersebut, petani berupaya mencampur karet dengan lumpur, daun, dan bahan-bahan lain. Ini mengakibatkan tingginya biaya produksi karena perusahaan crumb rubber harus membersihkan karet mentah yang kotor tersebut. Ini berujung pada rendahnya daya saing karet Indonesia.  (Iqbal Musyaffa)

Editor: Wisnu AS
Metrotvnews.com,