Agen Sorax Sadap Latex – Sorax Sachet – Agen Sorax - Jual Sorax Perangsang Getah Karet Harga Murah

Hindoli Dukung Sertifikasi Sawit Berkelanjutan



Advertisements

JAKARTA – Anak usaha Cargill Tropical Palm Holdings, PT Hindoli, yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit mendukung sepenuhnya lembaga-lembaga sertifikasi yang menuju sawit berkelanjutan baik itu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Chief Farmer Development Operations Manager PT Hindoli, Joko Wahyu Priadi mengatakan, untuk perusahaan sendiri tidak masalah dengan lembaga-lemabaga sertifikasi yang bertujuan mencapai sawit berkelanjutan dan menangkal isu negatif, karena itu sudah menjadi kepatuhan kita.

Apalagi tambahnya, Hindoli kebetulan sertifikat berada di nomer satu, “Bukan berarti kita lebih dulu RSPO, karena memang ISPO belakangan. Begitu dia muncul kita komit,” ujarnya kepada InfoSAWIT di Jakarta, belum lama ini.

Bahkan petani plasma dan swadaya binaan telah mendapatkan sertifikat RSPO. Sementara saat ini untuk ISPO, pemerintah baru menghimbau agar petani juga nantinya harus memiliki ISPO. Tapi pada prinsipnya jika petani di wajibkan ISPO, binaan siap mengajukan.

Namun dirinya mempertanyakan, nilai tambah apa nantinya yang akan didapat perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISPO. “Jadi tidak balance, jika perusahaan tidak mengikuti akan turun kelas, tetapi disisi lain yang sudah sukses mendapatkan sertifikat ISPO hanya bangga. Bangga itu ok, tapi apakah dunia itu mau mengakui apa tidak,” tandasnya. (T3)

Kami Juga Menyediakan Produk – Produk Unggulan dibawah ini

Kacangan Jenis CM Berat 1 kg

kacang kacangan penutup tanah (legume cover crops) dengan berbagai jenis ini merupakan tumbuhan yang berfungsi sebagai pengikat nitrogen sehingga kadar kelembapan tanah akan tetap terjaga. Fungsi dan kestabilan kelembapan ini biasanya dibutuhkan pada masa pertumbuhan pohon karet dan pohon sawit atau sejenisnya dalam

Selengkapnya

Raja Latex Pluss – Solusi Meningkatkan Hasil Sadap Karet, Mati Getah, Kulit Keras Pada Batang Karet

Pengeluaran Getah disadap 2 x lipat atau 40 – 70 % dan meningkatkan kandungan getah kering dan yang mati getah atau kekeringan bisa normal karena ada kandungan vitamin 40 % yang tidak dimiliki obat poles selain Raja Latex Pluss dan enzim 48 %

Selengkapnya

Jual Benih Sawit Lonsum, PPKS, dan Socfindo

Dari segi imbal hasil, secara umum bisnis kebun sawit memberikan return yang jauh lebih besar dibandingkan dengan property rumah, kHUSUS bAGI ANDA YANG MENCARI BENIH SAWIT UNGGUL KAMI MENYEDIAKANNYA. Kami Menyediakan Benih Sawit Lonsum, PPKS, dan Socfindo

Selengkapnya

NPK HUMAGROW HUMID ACID : 6-30-6 PLUS SPesial Khusus Pupuk Karet Dan Sawit, dan Tanaman Lainnya

Kelebihan Pupuk NPK Humagrow yaitu : Memperbaiki Unsur Unsur tanah dan tanaman keras, yang bisa menghasilkan 2 kali lipat dari hasil sebelumnya 1. Memperbaiki dan meningkatkan dan membentuk pertumbuhan Akar yang kuat 2. Tanah lebih Remah dan lebih lama menahan air, sehingga 99 % pemupukan bisa diserap oleh tanaman, dan

Selengkapnya

Pupuk Organik Buah dan Sayuran Alphamien , Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik Hasil Panen Meningkat,

Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak, Manfaat :

Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah

Selengkapnya

Previous

Pengembangan Bioenergi Tersendat | infoSAWIT Indonesian Palm Oil Magazine

JAKARTA – Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan (EBT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Harry Salman Sohar mengungkapkan, masih banyak hambatan dalam mengembangkan bioenergi sebagai energi baru terbarukan.

Menurutnya kendala itu tidak hanya dari regulasi terkait infrastruktur saja, tetapi juga sulitnya mendapatkan pendanaan dari perbankan. Apalagi dengan dolar yang terus naik. “Seharusnya perbankan bantu pengusaha, karena renewable energy ini kan banyak di daerah-daerah,” ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Dikatakan Harry bahwa pengusaha itu butuh keringanan pajak dan insentif lainnya untuk dapat mengembangkan bioenergi, karena nantinya hasil yang diberikan j

Harga CPO Naik Rs2,20 | infoSAWIT Indonesian Palm Oil Magazine

NEW DELHI –  Harga minyak sawit mentah (CPO) naik Rs2,20 ke Rs445,50 per 10 kg dalam perdagangan berjangka hari Rabu (20/5/2015)< sebagai spekulator memperbesar  posisi pada permintaan yang kuat di pasar spot.

Business Standard mengutip, pada multi Commodity Exchange, harga minyak sawit mentah untuk pengiriman Mei naik Rs2,20, atau 0,49% ke Rs445,50 per 10 kg dengan volume perdagangan 80 lot.

Demikian juga dengan harga minyak sawit mentah untuk pengiriman Juni naik Rs 2, atau 0,45% ke Rs445,30 per 10 kg, dengan volume usaha dari 101 lot. (T3)

Harga CPO Naik Rs2,20 | infoSAWIT Indonesian Palm Oil Magazine

NEW DELHI –  Harga minyak sawit mentah (CPO) naik Rs2,20 ke Rs445,50 per 10 kg dalam perdagangan berjangka hari Rabu (20/5/2015)< sebagai spekulator memperbesar  posisi pada permintaan yang kuat di pasar spot.

Business Standard mengutip, pada multi Commodity Exchange, harga minyak sawit mentah untuk pengiriman Mei naik Rs2,20, atau 0,49% ke Rs445,50 per 10 kg dengan volume perdagangan 80 lot.

Demikian juga dengan harga minyak sawit mentah untuk pengiriman Juni naik Rs 2, atau 0,45% ke Rs445,30 per 10 kg, dengan volume usaha dari 101 lot. (T3)

Pengembangan Bioenergi Tersendat | infoSAWIT Indonesian Palm Oil Magazine

JAKARTA – Ketua Komite Tetap Energi Baru Terbarukan (EBT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Harry Salman Sohar mengungkapkan, masih banyak hambatan dalam mengembangkan bioenergi sebagai energi baru terbarukan.

Menurutnya kendala itu tidak hanya dari regulasi terkait infrastruktur saja, tetapi juga sulitnya mendapatkan pendanaan dari perbankan. Apalagi dengan dolar yang terus naik. “Seharusnya perbankan bantu pengusaha, karena renewable energy ini kan banyak di daerah-daerah,” ujarnya di Jakarta, belum lama ini.

Dikatakan Harry bahwa pengusaha itu butuh keringanan pajak dan insentif lainnya untuk dapat mengembangkan bioenergi, karena nantinya hasil yang diberikan j

Hindoli Dukung Sertifikasi Sawit Berkelanjutan



Advertisements

JAKARTA – Anak usaha Cargill Tropical Palm Holdings, PT Hindoli, yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit mendukung sepenuhnya lembaga-lembaga sertifikasi yang menuju sawit berkelanjutan baik itu Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Chief Farmer Development Operations Manager PT Hindoli, Joko Wahyu Priadi mengatakan, untuk perusahaan sendiri tidak masalah dengan lembaga-lemabaga sertifikasi yang bertujuan mencapai sawit berkelanjutan dan menangkal isu negatif, karena itu sudah menjadi kepatuhan kita.

Apalagi tambahnya, Hindoli kebetulan sertifikat berada di nomer satu, “Bukan berarti kita lebih dulu RSPO, karena memang ISPO belakangan. Begitu dia muncul kita komit,” ujarnya kepada InfoSAWIT di Jakarta, belum lama ini.

Bahkan petani plasma dan swadaya binaan telah mendapatkan sertifikat RSPO. Sementara saat ini untuk ISPO, pemerintah baru menghimbau agar petani juga nantinya harus memiliki ISPO. Tapi pada prinsipnya jika petani di wajibkan ISPO, binaan siap mengajukan.

Namun dirinya mempertanyakan, nilai tambah apa nantinya yang akan didapat perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISPO. “Jadi tidak balance, jika perusahaan tidak mengikuti akan turun kelas, tetapi disisi lain yang sudah sukses mendapatkan sertifikat ISPO hanya bangga. Bangga itu ok, tapi apakah dunia itu mau mengakui apa tidak,” tandasnya. (T3)

Kami Juga Menyediakan Produk – Produk Unggulan dibawah ini

Kacangan Jenis CM Berat 1 kg

kacang kacangan penutup tanah (legume cover crops) dengan berbagai jenis ini merupakan tumbuhan yang berfungsi sebagai pengikat nitrogen sehingga kadar kelembapan tanah akan tetap terjaga. Fungsi dan kestabilan kelembapan ini biasanya dibutuhkan pada masa pertumbuhan pohon karet dan pohon sawit atau sejenisnya dalam

Selengkapnya

Raja Latex Pluss – Solusi Meningkatkan Hasil Sadap Karet, Mati Getah, Kulit Keras Pada Batang Karet

Pengeluaran Getah disadap 2 x lipat atau 40 – 70 % dan meningkatkan kandungan getah kering dan yang mati getah atau kekeringan bisa normal karena ada kandungan vitamin 40 % yang tidak dimiliki obat poles selain Raja Latex Pluss dan enzim 48 %

Selengkapnya

Jual Benih Sawit Lonsum, PPKS, dan Socfindo

Dari segi imbal hasil, secara umum bisnis kebun sawit memberikan return yang jauh lebih besar dibandingkan dengan property rumah, kHUSUS bAGI ANDA YANG MENCARI BENIH SAWIT UNGGUL KAMI MENYEDIAKANNYA. Kami Menyediakan Benih Sawit Lonsum, PPKS, dan Socfindo

Selengkapnya

NPK HUMAGROW HUMID ACID : 6-30-6 PLUS SPesial Khusus Pupuk Karet Dan Sawit, dan Tanaman Lainnya

Kelebihan Pupuk NPK Humagrow yaitu : Memperbaiki Unsur Unsur tanah dan tanaman keras, yang bisa menghasilkan 2 kali lipat dari hasil sebelumnya 1. Memperbaiki dan meningkatkan dan membentuk pertumbuhan Akar yang kuat 2. Tanah lebih Remah dan lebih lama menahan air, sehingga 99 % pemupukan bisa diserap oleh tanaman, dan

Selengkapnya

Pupuk Organik Buah dan Sayuran Alphamien , Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik Hasil Panen Meningkat,

Alphamien – Nutrisi Organik Cair, Membuat Tanaman Lebih Sehat dan Energik
Hasil Panen Meningkat, Ramah Lingkungan aman untuk manusia dan ternak, Manfaat :

Sayuran, buah dan tanaman hias/bunga menjadi lebih bercahaya dan sehat
meningkatkan mutu dan bobot hasil panen
menghilangkan residu pestisida yang menempel didaun bunga dan buah

Selengkapnya

Previous

Standar Mutu Benih Untuk Bibit Kelapa Sawit



Advertisements

Oleh : Hetty L.E Manurung

Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di- karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).

Kelapa sawit dikenal sebagai penghasil minyak sayur,minyak industry,maupun bahan bakar nabati (biodiesel) yang berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika, Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Benih kelapa sawit pertama kali yang ditanam di Indonesia pada tahun 1984 berasal dari Mauritius, Afrika. Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanahitam, Hulu Sumatera Utara oleh Schadt (Jerman) pada tahun 1911.

Untuk memperoleh tanaman kelapa sawit yang berkualitas, salah satunya adalah dengan penggunaan benih yang berkualitas serta melakukan pembibitan yang benar. Karena pemilihan benih dan proses pembibitan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas dan repoduksi dari tanaman kelapa sawit dikemudian harinya. Benih sebagai biji yang dimanfaatkan sebagai bahan perbanyakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kegiatan budidaya tanaman.  Sejak mulai mengenal kegiatan budidaya tanaman, petani telah menyadari bahwa benih yang bermutu secara kualitas dan kuantitas akan sangat mendukung dalam peningkatan hasil.  Kesadaran ini menyebabkan petani sangat berhati-hati dalam memilih benih yang akan digunakan.

Seiring dengan perkembangan produk pertanian yang menuntut adanya peningkatan produksi yang seimbang dengan kebutuhan di tingkat masyarakat, maka secara kualitas benih yang digunakan dalam budidaya tanaman harus lebih baik.  Sutopo (2004) menyatakan bahwa benih dituntut untuk bermutu tinggi, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.

Penggunaan benih yang bermutu rendah akan mengakibatakn kerugian terhadap biaya dan waktu yang telah dikeluarkan oleh petani.  Walaupun kondisi lingkungan dan teknologi budidaya merupakan factor yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, akan tetapi pemilihan benih bermutu tidak kalah pentingnya.

Persyaratan Benih yang baik untuk bibit kelapa sawit harus berasal dari indukan yang jelas dan berkualitas baik. Saat ini di Indonesia terdapat 10 (sepuluh) produsen benih resmi dalam negeri yang menyediakan benih untuk bibit kelapa sawit yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, PT London Sumatera (Lonsum), PT Socfin, PT Tunggal Yunus Estate, PT Dami Mas Sejahtera, PT Bina Sawit Makmur, PT.Tania Selatan, PT.Bakti Tani Nusantara; PT.Sasaran Ehsan Mekarsari dan PT.Sarana Inti Prasarana (SAIN).

Benih-benih yang dihasilkan oleh produsen resmi ini telah mengalami proses introduksi yang sedemikian rupa dan berulang-ulang sehingga menghasilkan kualitas sangat baik, berasal dari indukan yang jelas asal usulnya (Anonim,2013).

Menurut Sutopo (2004), terdapat 3 pengertian mutu benih yaitu :

Mutu genetik, yaitu penampilan benih murni dan spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar.
Mutu fisiologis, menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih.  Bermula dari kemampuan daya hidup awal yang maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya simpannya selama periode tertentu, serta bebas dari kontaminasi hama dan penyakit.
Mutu fisik, yaitu penampilan benih secara prima bisa dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran yang homogen, bersih dan kemasan menarik

Oleh karena itu kualitas dari bibit ditentukan oleh benih yang kita pakai.

Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibedakan menjadi Dura, Pisifera dan Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap dapat memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak berkisar 18%.
Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase daging per buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%.

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), ada dua jenis bahan tanam kelapa sawit yang diproduksi yaitu kecambah dan bibit. Standart kecambah kelapa sawit yang baik adalah :

Berat benih minimal 0,8 gr;
Panjang radikula dan plumula ±2 cm;
Warna radikula dan plumula putih kekuningan;
Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah;
Bebas dari OPT.

Bibit terdiri dari 2 jenis Yaitu:

1.    Pre Nursery

Standart mutu yang baik untuk Pre Nursery adalah :

Umur 3-4 bulan;
Jumlah daun 3,5 –4,5 helai dalam keadaan sempurna;
Tinggi Tanaman 20,0 s/d 25,0 cm;
Bebas dari OPT.

Ciri fisik bibit yang diafkir :

Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik
Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik
Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf)
Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf)
Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic
Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic
Daun melipat sehingga ujung daunnya membulat seperti mangkok (collante) : akibat kekurangan air
Bibit kerdil atau Dwarfish: akibat factor genetic
Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal
Bibit dengan serangan penyakit berat

 2.    Main Nursery
         Standart bibit yang baik adalah :

Umur bibit 10-12 bulan;
Tinggi bibit 101,9 – 126,0 cm;
Jumlah daun 15,5 –18,5 pelepah;
Diameter batang5,5 – 6,0 cm;
Warna daun dan pelepah hijau tua;
Bebas dari OPT;

Ciri bibit abnormal di Main Nursery

Kerdil (runt/stunted)
Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit  seumurnya
Bibit erect
Faktor genetis, daun tumbuh dengan sudut yang sangat  sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga  seperti tumbuh tegak.
Bibit yang layu dan lemah (limp)
Penampilan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya
Bibit flat top
Faktor genetik, daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin pendek dari daun tua, sehigga tajuk bibit terlihat rata
Short internode
Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rakhis) terlihat dekat dan bentuk pelepah tampak pendek
Wide internode
Jarak antara anak daun pada rakhis terlihat sangat lebar. Bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal
Anak daun yang sempit (narrow pinnate)
Bentuk helai daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga bentuknya seperti  jarum
Anak daun tidak pecah (juvenile form)
Helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah
Daun berkerut (crinkle leaf)
Daun terlihat berkerut. Gejala berat akibat factor genetic, gejala ringan disebabkan karena kekurangan air
Chimaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna gelap dari jaringan yang normal
Crown Diseases/ penyakit tajuk
Faktor genetik, pelepah bengkok dan mudah patah
Blast
Bibit berubah secara progresif ke arah coklat dan perlahan dimulai dari daun yang tua bergerak ke daun yang lebih muda
Terserang hama dan penyakit
Terserang busuk pucuk dan hama/penyakit yang harus dipisahkan

 Standar pertumbuhan bibit kelapa sawit berdasarkan umur dari tanaman kelapa sawit dapat kita lihat dalam tabel1.

Tabel 1 : Standar Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit pada Beberapa Tingkat Umur Bibit

Umur
(bulan)

Jumlah Pelepah
(Helai)

Tinggi Bibit
(cm)

Diameter Batang
(cm)

3

3,4

20,0

1,3

4

4,5

25,0

1,5

5

5,5

32,0

1,7

6

8,5

35,9

1,8

7

10,5

52,2

2,7

8

11,5

64,3

3,6

9

13,5

88,3

4,5

10

15,5

101,9

5,5

11

16,5

126,0

6,0

12

18,5

126,0

6,0

  (Sihombing, 2013).

Selain dari faktor dari benih itu sendiri banyak hal yang mempengaruhi kualitas dari bibit yaitu:

Faktor Lingkungan (letak lahan, iklim);
Pemeliharaan(penyiraman, pemupukan, sanitasi lahan).

Untuk menghasilkan bibit yang berkualitas diperlukan pemilihan benih yang baik dan berkualitas atau sesuai standart, oleh karena itu didalam pembibitan perlu dilakukan pengawasan yang baik. Disarankan juga kepada para petani atau pengguna bibit lebih mengutamakan kualitas dari pada harga, agar tidak ada penyesalan nantinya. Jika petani sudah mengutamakan kualitas maka akan menutup peluang buat penangkar yang menjual bibit illegal.

Daftar Pustaka :

Anonim, 2013.http://disbun.kaltimprod.go.id/
Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009. http://ditjenbun.deptan.go.id/
Kartasapoetra. 2003. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Pengolahan  dan Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta. Agromedia Pustaka
Sutopo. 2004. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Sihombing, M., 2013.First Resources Group Learning Center Kalimantan Barat Region Kalbar.

www.slideshare.net/…/standar-pertumbuhan-bibit-kelapasawit

Sumber :

http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpmedan/berita-259-standar-mutu-benih-untuk-bibit-kelapa-sawit.html

Bacaan Dan Informasi Menarik Lainnya Bisa Dibaca di :

Incoming search terms:

Benih Sawit Wajib SNI (Standar Nasional Indonesia)

16 Feb 2014 1 Comment February 11th, 2014 Medan, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan menerapkan kebijakan SNI (Standard Nasional Indonesia) untuk produk benih sawit dari produsen dalam negeri. Terkait hal itu, pengamat ekonomi Gunawan Bonyamin mengatakan bahwa kebijakan tersebut tentunya baik bagi industri pertanian kita. Selengkapnya

Cara Cerdas Memilih Benih Kelapa Sawit yang Berkualitas



Advertisements

Diposkan oleh Neti Suriana

 Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis Jack) sudah mulai ditanam secara komersial di Indonesia sejak tahun 1911. Pertama kali kelapa sawit dikembangkan di pulau Sumatera. Namun pada masa itu hingga puluhan tahun sesudahnya perkembangan kelapa sawit stagnan. Belum banyak industri yang memanfaatkan hasil dari perkebunan ini pada masa itu. Sehingga, minat masyarakat dan pengusaha untuk mengembangkan komoditi ini sangat rendah.

Namun, semenjak 1980-an perkembangan kelapa sawit mulai tampak menunjukkan geliatnya. Beberapa perusahaan besar baik swasta maupun perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan yang melihat potensi pasar Crude Palm Oil (CPO) mulai membuka lahan-lahan perkebunan kelapa sawit baru. Hingga 2 (dua) dekade terakhir sangat terlihat jelas betapa pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit. Baik dari pertambahan luas areal tanam, maupun dari sisi peningkatan produksi buahnya.

Ternyata, potensi besar kelapa sawit ini tidak hanya dilihat oleh perusahaan besar. Para petani dan individu di daerah pun mulai melihat peluang besar yang dijanjikan oleh komoditi ini. Sehingga, tidak heran para petani yang awalnya mengembangkan tanaman karet dan kakao mulai banting setir ke komoditi ini.

Tidak dapat dipungkiri, kelapa sawit sudah menjawab sebagian besar masalah perekonomian masyarakat dewasa. Tidak sedikit tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini. Investasi di bidang perkebunan kelapa sawit terus meningkat setiap tahun. Sehingga, sektor perkebunan ini tidak boleh dipandang sebelah mata.
Saat ini, luas areal penanaman kelapa sawit sudah tersebar ke seluruh pulau-pulau besar di Indonesia. Seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Hingga tahun 2008, luas areal pertanaman kelapa sawit tercatat seluas 7,01 juta hektar yang tersebar pada keempat pulau besar tersebut.

Benih Kelapa Sawit
Apakah Anda termasuk petani yang mulai melirik usaha perkebunan kelapa sawit? Jika iya, hal pertama yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana mendapatkan benih yang baik dan berkualitas. Ya, faktor utama yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit adalah kualitas benihnya disamping faktor pendukung lainnya.

Indonesia sebenarnya adalah penghasil benih kelapa sawit terbesar di dunia. Tingkat produksinya mencapai 167 juta kecambah per tahun. Namun, angka produksi tersebut ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan benih kelapa sawit yang terus meningkat setiap waktu.

Teknologi perbenihan pada tanaman kelapa sawit memang tegolong rumit, tidak semudah tanaman perkebunan lain. Apalagi, tanaman kelapa sawit pada umumnya hanya diperbanyak secara generatif (biji). Sehingga, proses untuk menghasilkan biji yang baik tidak hanya sulit, akan tetapi juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Meskipun belakangan mulai dikenal teknik perbanyakan secara vegetatif yaitu melalui kultur jaringan, namun teknik ini belum banyak dikembangkan. Sehingga, menghasilkan benih secara generatif masih menjadi pilihan bagi sebagian besar perusahaan sumber benih.

Di Indonesia, benih unggul yang umum digunakan saat ini adalah hasil persilangan antara “Dura” dan “Pisifera” atau hibrida D x P. Di mana Dura dipilih sebagai pohon induk betina dan Pisifera sebagai pohon induk jantan. Dan tanaman hasil persilangan ini kemudian disebut dengan Tenera. Varietas inilah yang kemudian banyak dikembangkan di perkebunan-perkebunan kelapa sawit.

Bagaimana Memilih benih Kelapa Sawit yang Baik?
Hal pertama yang paling menentukan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah benih yang berkualitas. Tanpa mengesampingkan faktor luar seperti pemupukan dan perawatan tanaman lainnya. Oleh karena itu, hal pertama yang harus diperhatikan ketika ingin mengembangkan kelapa sawit adalah bagaimana memilih benih kelapa sawit yang baik?

Berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa Anda gunakan untuk memilih benih kelapa sawit yang baik dan benar :

Pertama : kenali kriteria standar benih kelapa sawit yang baik.
Perlu diketahui bahwa benih kelapa sawit yang baik dan berkualitas memiliki beberapa kriteria standar. Diantaranya yaitu:

a.  Berat biji minimal 0,8 gram
b.  Panjang radikula dan plumula sudah mencapai lebih kurang 2 cm.
c.  Arah tumbuh radikula dan plumula berlawanan arah
d. Warna radikula dan plumula putih kekuningan, segar dan tidak lembek.
e. Radikula dan plumula sudah bisa dibedakan dengan jelas.
f. Kecambah harus bebas dari pengaruh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Selain benih, beberapa penangkar juga memproduksi dan menjual bibit dalam polybag yang siap dikembangkan. Berikut adalah beberapa standar bibit dalam polybag yang baik, yaitu:

a.       Umur bibir yang baik berkisar antara 10-12 bulan.
b.      Tinggi bibit antara 102 s/d 126 cm
c.       Jumlah daun minimal 15 pelepah dan maksimal 18 pelepah
d.      Lilit batang antara 17-18 cm
e.       Warna daun dan pelepah hijau tua
f.       Bibit  terbebas dari serangan OPT.
g.      Polibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam dan berukuran 50 x 40 cm x 0,2 mm

Bahan tanam dalam bentuk bibit  ini sebenarnya  lebih praktis untuk dikembangkan, karena petani tidak perlu lagi repot-repot menyemai kecambah. Petani cukup memelihara bibit hingga siap dipindahkan ke polybag yang lebih besar sebelum dipindahkan ke lobang tanam. Hanya saja, kekurangan bibit ini adalah dibutuhkan tempat yang luas untuk pengangkutan. Dan kemungkinan bibit mati atau mengalami stres selama pengangkutan sangat besar.

Kedua : Memesan langsung pada sumber benih atau penangkar bibit resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.

Langkah aman untuk mendapatkan benih sawit yang berkualitas adalah dengan memesan langsung pada sumber benih resmi yang telah mendapat legalitas dari pemerintah. Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana mengetahui suatu sumber benih kelapa sawit yang dituju resmi atau tidak? Sejauh ini ada delapan sumber benih resmi yang memproduksi benih kelapa sawit, yaitu:

Sungai Pancur I dan Sungai pancur II
AVROS, Lame, Yangambi, Langkat, Simalungun
PPKS 540 dan PPKS 718,
Bah Lias I, Bah Lias II, Bah Lias III, Bah Lias IV
Dami Mas I, Dami Mas II, Dami Mas III, Dami Mas IV dan Dami Mas V
Topaz I, Topaz II, Topaz III dan Topaz IV
Sriwijaya I, Sriwijaya II, Sriwijaya III, Sriwijaya IV, Sriwijaya V dan Sriwijaya VI
TS I, TS II, TS III,

Sementara untuk bibit dalam polybag, sebaiknya pesan langsung pada penangkar bibit yang melaksanakan waralaba atau bekerjasama langsung dengan sumber benih resmi. Untuk info lebih lanjut mengenai sumber benih resmi dan penangkar bibit resmi ada baiknya Anda mengunjungi Dinas yang membidangi Perkebunan di Provinsi/Kabupaten terdekat.

Pustaka:
Sinar Tani Edisi 3-9 Maret 2010 No. 3344 Tahun XL
Suriana, N. 2007. Skripsi: Kajian Penyebab Patah Pelepah Beberapa Progeni Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq). Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sumber :

http://netisuriana.blogspot.com/2013/02/cerdas-memilih-benih-kelapa-sawit-yang.html

Bacaan Dan Informasi Menarik Lainnya Bisa Dibaca di :

Incoming search terms:

Ciri-ciri Bibit Kelapa Sawit yang Gagal



Advertisements

Penulis : Bang Pilot (Kompasianer)
Nama asli : Muhammad Isnaini.
Blog : http://bibitsawitkaret.blogspot.com

Bila kita membuat bibit kelapa sawit, yakni menumbuhkan kecambah kelapa sawit, maka hampir pasti akan ada yang tumbuh dengan tidak baik atau gagal, meskipun asalan bibit adalah dari bibit unggul yang resmi. Bibit yang gagal ini harus diafkir atau dibuang, karena tidak layak untuk ditanam. Bila dipaksakan, maka akan berakibat tidak baik bagi produksi TBS nantinya.

Proses penyortiran bibit kelapa sawit yang gagal ini dilakukan pada dua tahapan, yakni ketika masih di prenursery (bibit kecil/bebi) dan sesudah di tahap main nursery (bibit besar).

Adapun penyebab gagalnya bibit tumbuh dengan baik atau jadi menyimpang antara lain dapat diakibatkan oleh faktor genetis (keturunan), kerusakan mekanis, salah penanganan, serangan hama dan penyakit, serta kesalahan kultur teknis. Berikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal :

Penanaman kecambah terbalik, bakal daun ditanam ke arah bawah.
Kecambah ditanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar menggantung.
Tanah mengandung bebatuan (tidak disaring), sehingga mengganggu akar
Tanah terlalu basah, karena air tidak terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tidak sempurna (terlalu keras dan banyak atau terlalu sedikit).

Angka rerata bibit yang gagal ini adalah antara 6%-15%. Bibit yang mati harus dibuang dan bibit yang gagal harus diafkir untuk dimusnahkan.

Adapun ciri-ciri bibit pada prenursery yang termasuk kategori bibit gagal adalah :

Anak daun sempit dan memanjang seperti daun lalang (narrow leaves).
Anak daunnya bergulung kearah longitudinal (rolled leaves).
Pertumbuhan bibit memanjang (erreted), terputar (twisted shoot), tumbuh kerdil, lemah, dan lambat  (insufficient growth, dwarfish).
Daunnya kusut (crinkled), anak daun tidak mengembang, membulat, dan menguncup (collante).
Rusak karena serangan penyakit tajuk (crown disease)

Proses seleksi di tahap ini dilakukan pada saat umur bibit dua bulan dan pada saat akan dipindahkan ke polibag besar.

Adapun ciri-ciri bibit kelapa sawit yang menyimpang pada tahap main nursery adalah :

Bibit yang memanjang kaku (errectic), tinggi melebihi rata-rata, dan daunnya kaku.
Bibit yang permukaannya rata (flat) dan daun muda lebih pendek.
Bibit yang merunduk (limp).
Bibit yang daunnya tidak membelah (fused leaflet).
Anak daun pendek (short leaflet), sempit, dan selalu menggulung.

Seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagai berikut :

Setelah bibit berumur 2 bulan.
Setelah bibit berumur 4 bulan.
Setelah bibit berumur 8 bulan.
Saat bibit dipindahkan ke lapangan.

Proses seleksi bibit sawit besar ini biasanya akan mengambil korban sebesar 8%-12%.

Dari perhitungan di atas, maka para pembibit haruslah menyediakan restan atau cadangan paling tidak sebesar 27%. Ditambah dengan persediaan untuk tanaman sisipan yang jumlahnya bisa mencapai 15%, maka pembibit secara global harus membibitkan kecambah sawit lebih banyak 42% dari kebutuhan jumlah tanaman sawit di lapangan. Menurut kami, jumlah terbaik adalah 150%. Artinya, bila lahan perkebunan petani cukup untuk 100 pohon kelapa sawit, maka ia harus membibitkan kecambah sebanyak 150 butir.

Demikianlah paparan singkat tentang proses seleksi bibit kelapa sawit yang harus dilakukan oleh para pembibit agar mutu tanaman kelapa sawitnya baik sesuai harapan. Bila ada yang perlu diperjelas, atau anda butuh keterangan tentang pengadaan kecambah kelapa sawit, bisa menghubungi nomor hp. yang tertera di kotak informasi penulis.

Mari belajar dan berbagi ilmu. Salam.

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/04/30/ciri-ciri-bibit-kelapa-sawit-yang-gagal-551474.html

Daftar Bacaan Tentang Sawit Dan Informasi Menarik Lainnya :

Incoming search terms: